Hal tersebut disampaikan Mourinho usai Chelsea bermain imbang 1-1 dengan Manchester City, di Etihad Stadium, Minggu (21/9/2014), beberapa saat setelah MU kalah dari Leicester City. Itu adalah kegagalan menang pertama Chelsea di Premier League musim ini.
Melawan City, Chelsea sempat kesulitan mengembangkan permainan dan sering berada dalam tekanan. Situasi berubah setelah bek City, Pablo Zabaleta, mendapatkan kartu kuning kedua karena dinilai melanggar Diego Costa pada menit ke-66.
Chelsea kemudian berhasil unggul 1-0 berkat gol Andre Schuerrle pada menit ke-71. Namun, mereka akhirnya hanya menuai satu poin, akibat gol mantan pemainnya, Frank Lampard, pada menit menit ke-85.
"Premier League tak hanya berbeda. Ini liga yang gila. Anda melihat Chelsea menang 6-3 atas Everton (30 Agustus 2014). Manchester United sempat unggul 3-1 dan akhirnya kalah 3-5 dari Leicester City (21 September 2014). Premier League menjadi gila. Pertandingan (City Vs Chelea) adalah laga besar. Sekalipun hasil akhirnya adalah 0-0, saya akan tetap berpikir pertandingan tadi bisa menjadi laga besar," ujar Mourinho.
"Kami unggul ketika melawan sepuluh pemain. Namun, sepuluh pemain itu menunjukkan reaksi luar biasa dan melakukan segalanya untuk menyamakan kedudukan."
"Ketika pertandingan menjadi emosional, angka bukan lagi hal yang sangat penting. Dari segi taktik, angka sangat penting. Kami mencetak gol dan kami tampaknya menguasai keadaan. Kami melepaskan tembakan yang membentur tiang dan kemudian City mencetak gol. Pada titik itu, pertandingan menjadi emosional dan pada periode itu, mereka secara psikologis lebih kuat dari kami dan pada akhirnya, hasil imbang adalah hasil yang adil," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.