BELO HORIZONTE, Kompas.com — Brasil selalu menderita karena kekalahan ketika menjadi tuan rumah Piala Dunia. Tahun 1950, Brasil mengalami tragedi Maracanazo. Kini Brasil sebagai tuan rumah Piala Dunia 2014 kembali mengalami tragedi yang dijuluki Mineirazo ketika Jerman menggilas Brasil 7-1 di semifinal.

Tragedi Maracanazo yang terjadi dalam pertandingan terakhir grup final Piala Dunia 1950 antara Brasil dan Uruguay di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, adalah mimpi buruk yang tak pernah luntur. Brasil sebagai tim favorit menghadapi tim nonfavorit Uruguay.

Hasil laga di luar dugaan. Uruguay menang 2-1 dan merebut takhta juara. Padahal, Brasil hanya membutuhkan hasil seri untuk menjadi juara dunia. Stadion Maracana pun membisu.

Tragedi Maracanazo terulang menjadi tragedi Mineirazo di Stadion Mineirao, Belo Horizonte, Rabu (9/7) dini hari waktu di Indonesia, saat semifinal Brasil-Jerman. Gol Jerman ke gawang Brasil secara beruntun membuat Stadion Mineirao dipenuhi air mata. Tim ”Selecao” mengalami kekalahan paling memalukan dalam 100 tahun.

Menurut Michel Castellar, analis pada harian olahraga Brasil, Lance, Maracanazo berbeda dengan Mineirazo. ”Tahun 1950, Brasil merasa sebagai tim tak terkalahkan dan kekalahan di Maracana benar-benar di luar dugaan. Sekarang Brasil adalah tim dengan banyak kelemahan dan diprediksi tidak akan mencapai final. Tragedi ini bukan tragedi Maracanazo baru,” kata Castellar.

Namun, tragedi yang dialami Selecao pada 1950 dan 2014 memberikan pelajaran kepada Brasil bagaimana menerima kemenangan dan kekalahan.

”Banyak gelar juara yang direbut Brasil setelah 1950. Banyak pula kemenangan dan kekalahan yang dialami. Tragedi Maracanazo tidak akan pernah terulang,” kata Lamartine da Costa, pakar manajemen olahraga Universitas Rio de Janeiro.

Kejutan Piala Dunia

Hasil mengejutkan seperti yang terjadi pada laga Brasil-Jerman bukan yang pertama. Pada babak penyisihan grup Piala Dunia 1950, Inggris takluk dari Amerika Serikat 0-1. Padahal, AS sama sekali bukan tim unggulan.

Di final Piala Dunia 1954, Jerman Barat menjadi juara dunia setelah mengalahkan Hongaria 3-2. Sebelumnya, Hongaria mencukur Jerman Barat 8-3 yang membuat Hongaria menjadi favorit juara.

Kejutan selanjutnya terjadi pada babak grup Piala Dunia 1966. Korea Utara mampu mengalahkan juara dunia dua kali, Italia, dengan skor 1-0.

Pertemuan Jerman Barat melawan Jerman Timur pada babak grup Piala Dunia 1974 juga sebuah kejutan. Jerman Timur menang 1-0. Laga tersebut dianggap cerminan Perang Dingin antara kapitalisme dan komunisme. Akhirnya Jerman Barat keluar sebagai juara dunia.

Laga-laga mengejutkan antara tim raksasa ”goliat” melawan tim ”liliput” terus terjadi pada babak grup, misalnya Aljazair-Jerman Barat 2-1 di Piala Dunia 1982. Kemudian, Kamerun-Argentina 1-0 (1990), Irlandia-Italia 1-0 (1994), Senegal-Perancis 1-0 (2002), dan terakhir kali adalah semifinal mengejutkan Jerman-Brasil 7-1 pada 2014. (AFP/REUTERS/WAD)