RIO DE JANEIRO, Kompas.com — Pertemuan Inggris dengan Kosta Rika di Stadion Mineirao, Belo Horizonte, Selasa (24/6/2014), tak akan mengubah takdir Inggris yang telah tersingkir. Namun, setidaknya Inggris masih bisa pulang dengan segenggam harga diri jika mengalahkan Kosta Rika.

Sebagai juru kunci Grup D dengan poin nol, nasib Inggris sudah jelas. yaitu tersingkir dari Piala Dunia. Apa pun hasil laga Italia melawan Uruguay yang berlangsung pada saat yang sama, Inggris tetap angkat koper. Kesalahan besar Inggris yang menyebabkan terusir dari Brasil adalah kalah dari Italia dan Uruguay pada dua laga sebelumnya.

Belo Horizonte adalah kota yang pernah menjadi kuburan tim Inggris. Saat babak penyisihan grup Piala Dunia Brasil 1950 di Stadion Independencia, Belo Horizonte, Inggris sebagai tim favorit dipermalukan oleh tim lemah, yakni Amerika Serikat, dengan skor 0-1.

Pertandingan legendaris tersebut dikenang sebagai ”Pertandingan Mukjizat” karena hasilnya di luar dugaan. Setelah 64 tahun berselang, Inggris bisa mengulang kenangan buruk itu jika dikalahkan Kosta Rika yang bukan tim favorit.

Pelatih Inggris Roy Hodgson menegaskan, pertandingan melawan Kosta Rika adalah laga untuk mempertahankan harga diri. Hodgson akan memberikan kesempatan luas kepada pemain yang selama di Brasil lebih banyak di bangku cadangan. Kepada striker Wayne Rooney, Hodgson memberikan tugas khusus untuk mengembalikan kehormatan Inggris.

”Saya ingin semua pemain merasakan bertanding. Saya akan melakukan perubahan sehingga pemain bisa menunjukkan kemampuannya. Ini tak terkait rencana saya ke depan, juga bukan karena sentimen,” kata Hodgson dalam jumpa pers di Rio de Janeiro, Minggu.

Menurut pelatih berusia 66 tahun itu, dia memberikan kesempatan kepada semua pemain untuk menunjukkan bahwa mereka tidak hanya sebagai pelengkap, tetapi benar-benar memberikan kontribusi.

Pemain yang dipastikan absen adalah Leighton Baines dan Alex Oxlade-Chamberlain karena cedera. Pemain senior Frank Lampard dan Steven Gerrard akan dimainkan. Ini bisa menjadi pertandingan terakhir mereka sebelum pensiun sebagai pemain timnas. Sementara pemain muda yang akan mendapat panggung adalah bek Luke Shaw dan gelandang Ross Barkley.

Tetap waspada

Kosta Rika yang berada di atas angin sebagai pemuncak Grup D, dengan enam poin, tetap mewaspadai Inggris. Sekarang Inggris bagaikan singa yang terluka. Inggris tak bisa diremehkan karena diperkuat para pemain dengan fisik prima.

Kosta Rika atau tim ”Los Ticos” itu menjadi buah bibir di Piala Dunia Brasil. Tim pinggiran tersebut telah mengalahkan dua tim mapan, yakni Uruguay dan Italia. Setelah menanti selama 24 tahun, Kosta Rika mengulang sukses ke babak 16 besar yang terakhir terjadi saat Piala Dunia Italia 1990.

Pelatih Kosta Rika Jorge Luis Pinto telah menyiapkan strategi yang mirip dengan strategi Inggris, yaitu merotasi pemain. Menurut asisten pelatih Paolo Wanchope, dalam sepak bola, penting membongkar pasang pemain untuk mengukur kemampuan setiap orang. Wanchope mengungkapkan, pemain harus bisa mengontrol emosi meski mereka sudah pasti lolos ke 16 besar.

”Inggris akan menunjukkan mengapa mereka dijuluki ’pembangkit listrik’. Tidak ada pemain Inggris yang mau kalah dalam tiga pertandingan dan pulang dengan tangan hampa,” kata bek Kosta Rika, Johny Acosta. (AFP/WAD)