KOMPAS.com - Hujan yang membuat kota Rio de Janeiro, Brasil, lebih dingin dari biasanya tak mengurangi kehangatan pertemuan Jacksen F Tiago (45) dengan keluarganya di kota kelahirannya itu, Kamis (19/6/2014). Ini momen penting bagi Jacksen yang jarang pulang kampung sejak 20 tahun berkarier sebagai pemain dan pelatih sepak bola di Indonesia.

Di Restoran Graca da Vila di Cascadura, Jacksen yang kini melatih Persipura Jayapura makan siang bersama ibunya, Cleusa F Tiago, serta kedua anaknya, Matheus HC Tiago dan Ayub HC Tiago. Tak ketinggalan, sepupunya, Ivo Marcelino, hadir beserta kedua anaknya, serta teman masa kecilnya, Jussara.

”Saya mendambakan saat-saat seperti ini saat mudik. Bertemu orang-orang terdekat seperti ibu, anak-anak, dan kerabat dekat. Untuk apa saya bekerja keras di Indonesia kalau bukan untuk keluarga,” ujar Jacksen.

Matheus, anak sulung Jacksen, terlihat agak pendiam. Ketika bertemu tim Kompas dan Kompas TV di Rio de Janeiro, ia yang pernah tinggal beberapa lama di Indonesia menyapa, ”Apa kabar?” Namun, karena sejak 2011 meninggalkan Indonesia, remaja berusia 22 tahun itu kesulitan meneruskan percakapan dalam bahasa Indonesia. ”Saya kuliah di Jurusan Administrasi Universidade Estacio de Sa’ di Rio. Sambil menyelesaikan kuliah, saya kerja di sebuah perusahaan swasta,” katanya.

Adapun adiknya, Ayub, berpostur gempal seperti ayahnya. ”Hobi saya main muay thai. Di sini banyak klub muay thai, dan saya ikut salah satu klub itu,” ujar Ayub yang baru akan mulai kuliah pertengahan tahun ini.

”Seharusnya dia sekolah badut. Tetapi, karena tidak ada sekolah badut, ya tidak jadi,” ujar Jacksen, mendeskripsikan Ayub yang gemar melucu.

Keluarga ”Flamengo”

Seperti kebanyakan orang Brasil, keluarga Jacksen ”gila” sepak bola. Jacksen dan keluarganya memilih mendukung klub Flamengo—salah satu dari empat klub sepak bola yang bermarkas di Rio de Janeiro, selain Fluminense, Botafogo, dan Vasco da Gama. Klub yang berdiri pada 17 November 1895 itu pernah lima kali menjuarai liga profesional Brasil, sekali juara Copa Libertadores, dan sekali juara Piala Intercontinental.

”Saya pilih Flamengo karena di klub inilah saya dilatih dan dibesarkan. Waktu pemain yunior, saya di Flamengo. Di level senior, saya main di Botafogo sebelum akhirnya ke Indonesia,” kata Jacksen yang pernah bermain untuk Petrokimia Gresik, Persebaya Surabaya, dan PSM Makassar.

Meski berada di Indonesia, Jacksen rutin menerima kabar tentang Flamengo, termasuk hasil pertandingan yang dijalani klub itu di liga. Sebaliknya, Jacksen menceritakan sepak bola Indonesia kepada keluarganya.

”Saya tak akan tahu sepak bola Indonesia kalau bukan dari Jacksen. Mendengar ia sukses di Indonesia sebagai pemain ataupun pelatih di Indonesia, saya ikut bangga,” ujar Marcelino yang khusus datang dari Sao Paulo untuk bertemu Jacksen.

Ibu Jacksen, Cleusa, pernah menyaksikan bagaimana Jacksen sehari-hari bekerja di Indonesia ketika ia berkunjung dan tinggal beberapa lama di Indonesia. ”Saya senang Jacksen berkarier bagus di Indonesia dan sukses membiayai keluarganya sampai sekarang, dan semoga seterusnya,” kata Cleusa yang berusia 70-an tahun, pensiunan pegawai negeri sipil di Rio.

(Adi Prinantyo dari Rio de Janeiro, Brasil)