Meski menyandang status sebagai alat musik resmi, caxirola tidak boleh dibawa ke dalam stadion tempat berlangsungnya pertandingan Piala Dunia, 12 Juni-13 Juli mendatang. Mengapa?
Caxirola yang diciptakan oleh Carlinhos Brown ini terbuat dari plastik. Bentuknya sekilas mirip teko atau pot bunga. Di salah satu sisinya ada tiga lengkungan tambahan, tempat jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis, yang memudahkan seseorang memegang alat ini. Di atasnya ada lengkungan lagi agar alat ini bisa digantung.
Di dalam alat ini ada bahan sintetis kecil. Jika digoyang, alat ini akan mengeluarkan suara. Satu caxirola digoyang akan muncul suara seperti hujan rintik. Beberapa caxirola digoyang akan memunculkan suara seperti desisan ular. Ribuan caxirola digoyang maka stadion akan penuh dengan suara desisan ular yang sedang marah.
Namun, itu bukanlah alasan mengapa alat ini dilarang dibawa masuk ke stadion. Pada Maret 2013, FIFA sudah mencoba untuk melarang penggunaan alat musik ini di dalam stadion dengan pertimbangan keamanan. FIFA melihat bahwa benda yang menyerupai granat tangan ini bisa jadi alat untuk melakukan tindak kekerasan.
Kekhawatiran FIFA tersebut diabaikan. Pada 28 April 2013, pada pertandingan derbi Salvador antara Bahia dan Vitoria, untuk kali pertama caxirola dibagikan kepada penonton. Setelah Bahia kalah 1-5, para suporter tim tersebut melemparkan ratusan caxirola ke tengah lapangan karena kecewa.
Karena kejadian tersebut, pada akhir Mei, Menteri Kehakiman Brasil mengeluarkan larangan membawa caxirola ke dalam stadion pada dua event besar di Brasil, Piala Konfederasi 2013 (Juni) dan Piala Dunia 2014 (Juni-Juli), dengan alasan keamanan. Namun, hal itu tidak mengubah status caxirola sebagai alat musik resmi Piala Dunia 2014.
Pada Piala Dunia 2010 di Afrika, di setiap pertandingan terdengar seperti ada ribuan lebah di dalam stadion ketika laga berlangsung. Itu adalah efek ribuan vuvuzela yang dibunyikan secara bersamaan.
Andai kata caxirola tidak dilarang masuk stadion, kita akan mendengar suara desisan ular yang sedang marah ketika pertandingan berlangsung. Hmm... sedikit ngeri juga ya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.