Seusai pertandingan, pelatih kepala Pelita Jaya Herlan Zulfikar menggelar evaluasi yang hanya berlangsung 5 menit. Ia hanya menjelaskan kekurangan permainan dan strategi kepada para pemain yang masih kelelahan, tetapi tetap tersenyum itu.

"Evaluasi teknik itu perlu. Yang tidak perlu itu marah-marah karena mereka kalah. Saya selalu tekankan untuk menjadi ’The Young Guns’ harus dimulai dengan rasa cinta. Anak-anak harus menikmati pertandingan," kata Herlan.

Hasil 0-0 itu cukup memuaskan meski Pelita Jaya harus membayar mahal dengan cederanya dua pemain belakang mereka. Setidaknya, pada pekan kedelapan Liga Kompas Gramedia U-14 (LKG) Panasonic, Pelita Jaya menuai hasil positif. Dari delapan laga yang telah dimainkan, klub asal Sawangan, Depok, itu mencatat 3 kali menang, 4 kali seri, dan 1 kali kalah.

Tim ini sempat menduduki posisi keempat di klasemen sementara. Itu adalah prestasi terbaik selama lima musim LKG. Pada musim sebelumnya, prestasi Pelita Jaya naik-turun, yakni peringkat ketujuh tahun 2010, kelima (2011), ke-12 (2012), dan peringkat ke-10 tahun 2013.

Untuk bertahan di liga yang cukup ketat ini, kata Herlan, kuncinya ada di pembinaan yang kontinu. (A05)