Kisah Guardiola tentang Frustrasi dan Alasan Tinggalkan Barcelona

Kompas.com - 20/03/2014, 05:58 WIB
Aloysius Gonsaga AE

Penulis

Sumber AFP
MUENCHEN, Kompas.com — Pep Guardiola membeberkan alasan mengapa dirinya meninggalkan Barcelona pada musim lalu. Pelatih asal Spanyol ini mengatakan bahwa kekalahan saat melawan Chelsea di ajang Liga Champions memicu dirinya mengakhiri masa kerjanya sebagai pelatih tersukses El Barca, ketika ia tidak mampu lagi memotivasi para bintangnya.

"Jika anda tidak mampu lagi meraih para pemain Anda, sebagai seorang pelatih, tiba saatnya untuk pindah," ujar Guardiola, Rabu (19/3/2014), yang jarang membuka perbincangan mengenai kepergiannya dari tim raksasa Spanyol itu.

Maestro Bayern Muenchen saat ini mengakui bahwa sejumlah kekalahan merupakan "momen dari kesedihan yang hebat" seperti ketika "secara tiba-tiba terkena lampu sorot".

"Melihat Barcelona disingkirkan Chelsea di semifinal Liga Champions pada 2012 merupakan momennya," jelas Guardiola. "Kami lebih baik daripada lawan-lawan kami, namun kemudian kemasukan gol yang tidak perlu pada pertandingan kedua, dan sebelum kami mengetahuinya kami tersingkir dari kompetisi."

"Itu benar-benar kekalahan yang berat bagiku. Saya merasa seperti saya tidak dapat lagi menjangkau tim saya," tutur Guardiola pada wawancara yang melibatkan laporan tahunan perusahaan produsen mobil Audi.

Gol di menit ke-90 yang dibukukan Fernando Torres pada pertandingan leg kedua di Barcelona membuat Chelsea menang agregat 3-2 di semifinal. Guardiola mengatakan bahwa kekalahan tersebut memicu keputusannya untuk mengakhiri empat tahun masa kerjanya di Camp Nou, ketika mereka memenangi 14 trofi termasuk dua gelar Liga Champions. Dia menjadi pelatih pertama El Barca yang mampu menaklukkan rival abadi mereka, Real Madrid, sebanyak empat kali berturut-turut.

Barcelona "sangat sukses," ucapnya. "14 gelar dengan rentang waktu hanya empat tahun berarti itu merupakan periode terhebat sepanjang sejarah klub."

"Namun itu juga dapat menjadi kutukan. Saya mendapati bahwa semakin sulit untuk memotivasi baik diri saya sendiri dan tim saya."

Ia telah memenangi semuanya sebagai pemain dan pelatih. "Saya mencermati bahwa tim menemukan hal itu (memotivasi diri) menjadi bertambah sulit."

"Memimpin tim merupakan tugas yang memerlukan banyak energi. Dengan kata lain terdapat banya waktu ketika Anda perlu mengisi ulang bateraimu," tambah Guardiola, yang beristirahat dengan keluarganya di New York selama setahun sebelum bergabung dengan Bayern pada 2013.

Pelatih berusia 43 tahun ini mengatakan bahwa dirinya tidak akan mampu membangun tim juara Eropa saat ini di Muenchen tanpa peraturan Bosman pada 1995, yang membuat para pemain dapat memilih klub-klub mereka di seluruh Eropa. Akan tetapi, ia menambahkan bahwa terdapat kelemahan dari tim multinasional yang dihuni para pesepak bola jenius.

"Dengan begitu banyak bintang di tim, seperti yang kami miliki saat ini di FC Bayern Muenchen atau bekas klub saya di Barcelona, Anda juga dapat memasuki situasi di mana perbedaan dapat merusak," ucapnya.

"Tekanan untuk masuk tim inti tidak dapat ditoleransi," tambah mantan gelandang Spanyol ini.

"Para pemain yang duduk di bangku cadangan menjadi orang yang tidak gembira dengan keputusanku. Dan kemudian terdapat tekanan dari pers dan para penggemar untuk memilih pemain-pemain tertentu."

"Bilamana saya meninggalkan Lionel Messi di bangku cadangan, misalnya, seluruh Barcelona akan murka," jelas Guardiola.

Dalam debutnya bersama Bayern, Guardiola pun memperlihatkan kinerja yang sangat menjanjikan. Mereka tengah memimpin klasemen sementara Bundesliga dan hampir pasti menjadi juara karena sudah unggul 23 poin dari rival terdekat, Borussia Dortmund. Bayern hanya perlu tiga kemenangan lagi untuk menyegel trofi Bundesliga.

Di ajang Liga Champions, Bayern pun sudah meraih tiket ke babak perempat final setelah menyingkirkan wakil Premier League, Arsenal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com