Pada 2010, Ghana berhasil mencapai perempat final sebelum dikalahkan oleh Uruguay lewat babak adu penalti. Di laga tersebut, sebenarnya Ghana berpeluang mengalahkan Luis Suarez dan kawan-kawan jika saja Asamoah Gyan berhasil mengeksekusi penalti pada menit-menit akhir babak tambahan.
Appiah mengaku kekalahan tersebut sangat menyakitkan bagi seluruh masyarakat negerinya. Ia pun berharap pada perhelatan Piala Dunia kali ini, Ghana bisa kembali berbicara banyak di Grup G yang diisi oleh Jerman, Portugal, dan Amerika Serikat.
Berikut adalah wawancara Appiah dengan FIFA terkait persiapan serta peluang Ghana di Brasil.
Pada 2010, Anda sudah menjabat sebagai asisten pelatih. Bagaimana atmosfer ketika kalah menyakitkan lewat adu penalti dari Uruguay?
Itu seperti sesuatu yang saya tahu bahwa masyarakat Ghana tidak ingin ulangi lagi karena sangat menyakitkan hati mereka. Tidak hanya masyarakat Ghana, tetapi juga seluruh bangsa Afrika. Tetapi, kami harus tetap berjalan ke depan. Kapten kami sekarang (Gyan) tidak berhasil mengonversi penalti (lawan Uruguay), tetapi itu sudah terjadi. Itu juga dapat terjadi untuk setiap pemain.
Jika kami memenangkan adu penalti, kami mungkin dapat memenangkan Piala Dunia setiap tahunnya. Tetapi, kami telah menyimpan kenangan itu di belakang dan akan tetap melangkah ke depan.
Sambutan seperti apa yang Anda dapatkan ketika kembali ke Ghana?
Di Afrika Selatan, mereka telah membuat pertunjukan besar bagi Ghana karena mereka sangat menghormati seluruh tim Afrika yang bisa mencapai perempat final. Kami seharusnya bisa melakukan lebih baik lagi, tetapi mereka sudah sangat menghargainya. Ketika kami pulang, Presiden serta seluruh negeri datang ke bandara untuk bertemu dan mereka membuat sambutan besar untuk tim.
Ghana memiliki pelatih dari luar pada Piala Dunia 2006 dan 2010. Bagaimana perasaan Anda bisa menjadi pelatih Ghana sekarang?
Bukan hanya saya, melainkan seluruh masyarakat Ghana merasa bangga. Saya telah berbicara kepada Stephen Keshi (pelatih Nigeria). Saya yakin seluruh bangsa Afrika bangga. Hal paling penting sekarang adalah meyakinkan bahwa Anda mendapatkan rasa hormat dari pemain-pemain Anda sendiri.
Michael Essien, Sulley Muntari, dan John Pantsil sebelumnya difavoritkan menjadi kapten Ghana. Tetapi, Anda justru memilih Asamoah Gyan. Bisa dijelaskan mengenai keputusan Anda ini?
Saya bersama tim ini hampir tiga tahun, jadi saya tahu kemampuan apa yang dimiliki oleh setiap pemain. Saya juga tahu bahwa Gyan adalah pemain yang disukai oleh seluruh pemain lainnya. Mereka mendengarkannya. Ketika tim sedang down, dia (Gyan) mendorong semangat mereka. Jadi, saya berkata kepada diri sendiri 'Mengapa tidak memberinya kesempatan mencoba (sebagai kapten)?
Di tempat utama, saya membutuhkannya untuk bekerja keras. Jadi, biarkan saya memberikan ban kapten dan kepercayaan kepadanya dengan tanggung jawab. Bagi saya, dia sudah melakukan tugasnya dengan sangat baik.
Skuad Anda diisi oleh sebagian besar pemain yang juga bertanding pada Piala Dunia 2010. Apakah Anda melihat ini sebagai keuntungan?
Hal bagus mempunyai pemain-pemain berpengalaman adalah berada di level tinggi seperti ini (Piala Dunia). Anda butuh pemain-pemain yang memiliki kepercayaan diri sangat besar untuk menahan bola.
Seberapa jauh Ghana akan melangkah di Brasil?
Saya percaya karena kami mempunyai pemain-pemain yang sangat bagus dan seperti yang saya katakan, tim bagus adalah tim yang mempunyai pemain-pemain lapis kedua yang juga bagus. Saya percaya kami akan mengejutkan dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.