Pacuan 2 Kuda di Serie-A

Oleh Gita Suwondo

KOMPAS.com — Mau tahu laga Serie-A mana yang jadi penentu klasemen musim ini? Kemenangan AS Roma dengan dua gol tanpa balas di Olimpico atas Napoli, dan berondongan tiga gol ke gawang Pepe Reina di Stadion Juventus sebelum jeda liga karena laga Internasional adalah jawabannya.

Hasil tersebut mengokohkan I Giallorossi dan La Vecchia Signora di puncak klasemen Serie-A.  Akankah jadi balapan kedua kuda pacu ini? Jawabannya masih tergantung pada kinerja Inter Milan di bawah kepemilikan baru dan juga sampai sejauh mana anak asuhan Rudi Garcia bisa memperbaiki penurunan kinerja mereka dalam dua laga terakhir.

Dua hal yang sebenarnya akan menguntungkan bagi anak asuhan Antonio Conte. Seusai kalah mengejutkan dari Fiorentina di giornata 8 lalu, Andrea Pirlo dkk di kompetisi domestik semakin memperlihatkan taji mereka seperti musim lalu.

Empat kemenangan beruntun, memasukkan 10 gol tanpa kebobolan. Ketinggalan lima angka dari Roma pun diperkecil menjadi satu angka akibat keteledoran lini belakang sang Capolista yang hanya mengandalkan konsentrasi penuh Morgan de Sanctis di bawah mistar.

Kekisruhan kecil seperti yang disebut media Italia bagi I Lupi inilah yang bisa dimanfaatkan oleh Juventus, bahkan mulai giornata 13 ini. Tandang ke Stadion Armando Picchi menghadapi Livorno, Juventus diuntungkan dengan kinerja kandang tuan rumah yang hanya mencatat dua kali kemenangan. Bahkan, Sampdoria yang harus mendatangkan Sinisa Mihajlovic sebagai allenatore baru karena ada di zona degradasi pun bisa mencatat kemenangan atas Livorno.

Yang harus membuat pertahanan Juventus hati-hati adalah ketajaman ujung tombak Paulo Sergio Betanin yang sudah membukukan 5 gol.

Tetapi, sehebat apa pun ujung tombak tuan rumah dan serapuh apa pun terkadang lini belakang Juventus, di lini depan dan tengah pun, tim kuda zebra ini mumpuni untuk kembali menggapai angka maksimal di kandang lawan. Carlos Tevez dengan enam gol punya istirahat cukup karena tidak dipanggil timnas Argentina. Sementara Arturo Vidal punya andil penting dalam dua laga persahabatan Cile serta Paul Pogba yang berperan meloloskan Perancis ke putaran final Piala Dunia selalu memberikan yang terbaik dalam empat laga terakhir Serie-A.

Hal yang pasti akan memberikan juga tekanan bagi Roma untuk berlomba menjadi dua kuda pacu di sisa perhelatan Serie-A musim ini.

LIVORNO 45 – 55 JUVENTUS

AS Roma vs Cagliari

Kapan terakhir kali AS Roma bermain bak capolista sejati sesuai dengan pencapaian mereka musim ini?  Giornata 8 saat mengalahkan Napoli lewat dua gol Miralem Pjanic. Kali terakhir I Giallorossi diperkuat oleh Francesco Totti.

Setelah itu, walaupun masih merebut delapan poin dari empat laga, dua kemenangan atas Udinese dan Chievo didapat dengan susah payah. Dan kinerja sembrono barisan belakang membuat Alessio Cerci dan Domenico Berardi bisa membuat Torino dan Sassuolo merebut satu poin dari sang Capolista.

Positifnya adalah kemampuan hampir semua pemain di kubunya Rudi Garcia untuk membuat gol. Sebanyak 23 gol Roma diciptakan oleh 11 pemain berbeda—terbanyak dari seluruh skuad Serie-A. Dan di bawah mistar berdiri kokoh Morgan de Sanctis yang sampai sejauh ini baru kebobolan tiga gol.

Untungnya, mereka menghadapi Cagliari, lawan yang dalam enam laga tandang baru menggapai dua poin dan tiga laga tandang terakhir berakhir dengan kekalahan. Top scorer Daniele Conti pun baru mencetak satu gol saat tandang.

Namun, kembali lagi pada konsentrasi Roma di barisan belakang. Bukankah Sassuolo pun justru ada di dasar klasemen dengan rekor tandang yang buruk juga bisa menahan I Lupi dua minggu lalu?

ROMA 50 – 50 CAGLIARI  

 Gita Suwondo adalah beIN SPORT Football Expert. Analisis Gita Suwondo untuk laga berikutnya pekan ini bisa disaksikan di beIN SPORT 1.