Dugaan pengaturan skor tersebut muncul setelah Hinca menganalisa video rekaman pertandingan dan meminta keterangan dari seluruh perangkat pertandingan yang bertugas pada laga tersebut.
"Seluruh rekaman pertandingan sudah diperiksa. Seluruh perangkat pertandingan yang bertugas di Jepara sudah diminta keterangan,” kata Hinca di Kantor PSSI, Jakarta, Sabtu (16/11/2013).
"Perangkat pertandingan tidak terlibat dalam pengaturan skor. Namun, mereka mengaku tidak pernah memimpin laga seperti itu. Selama melakukan pertemuan 12 jam, mereka mengatakan banyak keanehan," lanjutnya.
Dari hasil analisa video pertandingan dan meminta keterangan perangkat pertandingan, Hinca menjelaskan, terdapat dua klub yang diduga melakukan pengaturan skor yakni PSLS Lhokseumawe dan Bontang FC.
"Pada hari Rabu, kami memanggil elemen klub PSLS, keesokan harinya memanggil elemen klub Bontang FC. Dari pihak klub dipanggil manajer, pelatih, dan pemain yang berkaitan dengan bangku cadangan," ujar Hinca.
Pihak PSLS yang akan dipanggil Komdis adalah manajer, pelatih, dan empat orang pemain. "Untuk Bontang FC, dipanggil lima orang, yakni manajer, pelatih, dan tiga orang pemain. Pemain yang dipanggil relatif masuk ke lingkaran itu. Siapa pemain yang melakukan praktek match fixing masih menjadi misteri. Jika terbukti bersalah, mereka dilarang beraktivitas di sepak bola," tutur Hinca.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.