Hinca Pandjaitan selaku Organizing Committee IASL menjelaskan dalam kongres tersebut bakal ada pertemuan khusus antara PSSI dan FIFA. Badan sepak bola dunia tersebut, lanjut Hinca, menunjuk PSSI untuk memerangi match fixing di Asia Tenggara atas keberhasilan PSSI mengungkapkan kasus pengaturan skor Persibo Bojonegoro dan babak 24 Divisi Satu.
"Mereka kaget PSSI bisa mengungkapkan kasus suap pengaturan skor. Pertemuannya akan digelar pada 29 Oktober malam," jelas Hinca, Jumat (25/10/2013).
Hinca menjelaskan bahwa PSSI sangat senang mendapatkan kepercayaan memerangi kasus pengaturan skor. Sebab, menurut Hinca, PSSI sangat serius untuk memerangi praktik kotor tersebut.
"Kalau dibilang PSSI panas-panas tahi ayam, saya bilang tidak. Kalau ada yang ketahuan, kita langsung libas. PSSI sangat serius," beber Hinca.
Tentunya ini bukan pekerjaan mudah bagi PSSI. Semua negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia terdapat kasus pengaturan skor.
"Nanti FIFA memberikan sebuah alat seperti TMS (Transfer Matching System) yang bisa mengetahui gerak-gerik mafia seperti mafia Malaysia dan mafia Hongkong," ungkap Hinca.
IASL atau Kongres Internasioanl Hukum Olahraga sendiri akan membahas tiga hal yakni sport law, sport tourism, dan lex sorportiva. Berbagai isu hangat akan dibahas dalam kongres tahunan ini di antaranya match fixing, match manipulation, violence of sports law, control of terrorist incidents, dan lain-lain.
"Yang hadir ahli-ahli hukum dunia. Sekitar 105 peserta yang hadir dari 14 negara. Acara ini didukung penuh oleh PSSI dan sponsor lain. Tidak ada uang negara," ujar Hinca.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.