Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indra Sjafri: Jadikan Momentum Ini sebagai Perbaikan

Kompas.com - 25/09/2013, 21:21 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelatih tim nasional Indonesia U-19, Indra Sjafri, mengaku akan terus memantau perkembangan timnya seusai meraih kesuksesan saat menjuarai Piala AFF U-19. Ia menilai, Evan Dimas dan kawan-kawan mempunyai potensi cerah yang dapat membuat Indonesia berbicara banyak di masa depan.

Timnas U-19 sukses menjuarai Piala AFF U-19 setelah pada babak final memenangi adu penalti 7-6 atas Vietnam di Gelora Delta Sidoarjo, Minggu (22/9/2013). Ini adalah gelar perdana Indonesia di kancah Asia Tenggara setelah terakhir kali menjuarai SEA Games 1991 di Manila.

Berikut adalah wawancara dengan Indra mengenai persiapan timnas U-19 menghadapi Pra-Piala Asia U-19  dan potensi masa depan skuad Garuda Muda di sela-sela kunjungannya ke Jakarta, Rabu (25/9/2013).

Timnas U-19 sudah sukses meraih prestasi di level Asia Tenggara. Lalu apa yang dipersiapkan setelah ini?

Kita masih menunggu Badan Tim Nasional (BTN) karena mereka belum punya format yang pas. Bagaimana untuk mencari bentuk yang paling bagus untuk tim ini ke depan. Kalau mereka lolos dari kualifikasi Piala Asia itu justru bagus progresnya karena akan ada event lanjutan. Tapi, permasalahannya kalau kita tidak lolos karena event selanjutnya kan tidak ada. Format ini yang tidak tertata baik selama ini. Jadi, BTN harus mencari format yang tepat. Apakah nanti mereka akan dijadikan satu tim atau bagaimana saya belum tahu secara pasti.

Banyak beranggapan tim ini harus tetap dipertahankan ke depannya. Tanggapannya?

Saya belum yakin betul apakah semua orang berpandangan sama seperti itu karena setiap orang berbeda. Apakah mereka sama berpikiran tim ini harus dipertahankan atau tidak. Tetapi, yang jelas mereka telah membuktikan bahwa mereka memang luar biasa. Tapi, ya, seperti yang saya bilang tadi bahwa formatnya belum ada. Tapi, menurut saya biarkan para pemain matang dulu di kelompok umurnya. Evan Dimas kan hebat di U-19 belum tentu hebat di kelompok umur lain.

Berarti ada kemungkinan juga Anda akan merombak tim ini?

Saya tidak berani merombak dulu karena saat ini sudah tampak kerangka tim yang sebenarnya. Coba bayangkan kalau sebelumnya kita sudah mendapatkan uji coba seperti ini (Piala AFF U-19) kan saya tidak perlu lagi bereksperimen. Jadi main sudah seperti di pertandingan semifinal dan final saja. Kalau kemarin kan waktu lawan Brunei yang main berbeda waktu lawan tim lainnya. Jadi, saya menganggap lima pertandingan itu (di babak penyisihan grup) seperti laga uji coba karena saya belum menemukan pemain yang pas dan momen utamanya saat melawan Vietnam.

Soal keinginan pelatih timnas U-23, Rahmad Darmawan, yang tertarik memboyong tiga pemain dari skuad Anda?

Sejauh ini belum ada pembicaraan. Tapi, jika kita melihat perbedaan umurnya kan sampai enam tahun. Evan Dimas hebat di kelompok umurnya, iya. Tetapi, apakah dia hebat di kelompok umur yang lebih tinggi, itu belum tentu. Saya yakin belum saatnya Evan Dimas melompat ke kelompok umur yang berbeda. Saya takut justru nanti perkembangan dia tidak sebagaimana mestinya.

Bisa Anda jelaskan mengenai standar seleksi pemain timnas U-19 yang dikabarkan harus melalui proses ketat?

Bicara mengenai standar banyak pemain-pemain bagus yang kita coret karena bermain bola tidak hanya memainkan skill saja. Skill bagus, taktikal dan hal lain yang menyangkut kecerdasan kemampuan fisik dan mental juga harus bagus.

Kalau kemarin kita pake standar VO2Max 45, ya, kalau sudah unggul 1-0 di menit awal bisa menjadi 2-1. Tetapi, kalau mereka kan tidak karena meskipun kita kalah 0-1 di babak pertama hingga selesai pertandingan para pemain masih bisa bermain. Lihat saja kemarin kita bermain dua kali 60 menit (di partai final).

Porsi latihan fisik yang diberikan?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com