Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wenger: Fans Arsenal Jadi Korban Cuci Otak

Kompas.com - 27/08/2013, 01:01 WIB
Aloysius Gonsaga AE

Penulis

Sumber
LONDON, KOMPAS.com — Manajer Arsenal, Arsene Wenger, merasa yakin bahwa para pendukung Arsenal sudah menjadi korban "cuci otak" oleh berita negatif yang dialami timnya akhir-akhir ini. Demikian pernyataan The Professor, Senin (26/8/2013).

Wenger menjadi sasaran kemarahan sebagian besar penonton di Stadion Emirates menyusul kekalahan 1-3 dari Aston Villa pada pertandingan perdana Premier League, Sabtu (17/8/2013).

Namun, Wenger yang kemudian berhasil meredam kecaman tersebut berkat kemenangan beruntun atas Fenerbache di play-off Liga Champions dan Fulham usai kekalahan atas Aston Villa merasa yakin bahwa itu terjadi karena para pendukung membiarkan diri mereka terlalu banyak dipengaruhi berita-berita negatif soal klub.

"Selalu terjadi reaksi berlebihan. Kami kalah sekali sejak Maret lalu. Itulah sebabnya kekalahan dari Aston Villa itu terasa mengejutkan," katanya.

"Kekalahan itu terasa mengejutkan karena terjadi pada pertandingan pertama. Kami menang di Liga Champions menghadapi tuan rumah Bayern Muenchen pada Maret dan kemudian juga menang 3-0 atas tuan rumah Fenerbahce."

"Hal seperti itu selalu terjadi. Anda (wartawan) telah mencuci otak penonton di Emirate," katanya.

"Mungkin karena kami sudah bertahun-tahun tidak pernah juara, semuanya selalu menjadi berita negatif. Kami harus mengatasi hal ini dan akan bermain dengan baik," kata Wenger.

Pria asal Perancis itu menjadi pelatih Arsenal sejak Oktober 1996 dan saat ini menjadi pelatih terlama di Liga Utama Inggris setelah pengunduran diri Sir Alex Ferguson sebagai manajer Manchester United, beberapa waktu lalu.

Wenger yang sering menolak tawaran dari klub lain menyatakan yakin bahwa masyarakat secara umum atau penggemar sepak bola secara khusus bersikap terlalu reaktif dan kurang memperlihatkan kesetiaan pada saat-saat sulit.

"Di satu sisi ketika masyarakat tidak setia, mereka akan mengkritik, tetapi ketika mereka loyal, mereka beralasan bahwa saya terlalu lama jadi pelatih," katanya.

"Bertanggung jawab dalam hidup adalah melakukan hal-hal yang Anda anggap benar dan tidak bereaksi berlebihan atas apa yang dikatakan orang lain."

"Jika bertanggung jawab, Anda harus fokus kepada keputusan yang benar dan jika ternyata keputusan itu salah, Anda harus minta maaf. Ketika kami kalah, saya yang salah," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com