Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Niat, yang Sungguh Mahapenting

Kompas.com - 11/03/2013, 16:11 WIB

Oleh Yesayas Oktovianus

Jalan menuju rekonsiliasi, atau penyatuan dua liga, memberi harapan positif ketika Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo bersama wakil dua kubu yang berseteru, Djohar Arifin (PSSI) dan La Nyalla Mattalitti (KPSI), memperlihatkan niat baik dengan berkomitmen dan berniat menyelesaikan konflik sebelum 20 Maret 2013. Mengapa sebelum 20 Maret 2013 konflik sepak bola kita sudah harus berakhir? Jawabannya, tentu karena Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) mengancam menjatuhkan sanksi.

Jembatan penyelesaiannya adalah nota kesepahaman (MOU) yang ditandatangani wakil PSSI, KPSI, ISL, dan dua saksi AFC dan FIFA pada 7 Juni 2012 di Kuala Lumpur, Malaysia. Isinya: (dalam terjemahan bebas) 1. Empat anggota Komite Eksekutif kembali ke PSSI; 2. ISL kembali ke yurisdiksi PSSI sampai dengan penyatuan dua liga (IPL dan ISL) pada 2014; 3. Diadakan kongres dengan peserta merujuk Kongres Solo, 9 Juli 2011, dan peserta berdasarkan klub atau institusi; 4. Perubahan statuta.

Butir pertama dari empat butir MOU telah dijalankan dengan kembalinya empat anggota Komite Eksekutif tanpa syarat ke PSSI. Sebagai anggota Komite Eksekutif yang sah, La Nyalla Mattalitti, Roberto Rouw, Tonny Apriliani, dan Erwin Dwi Budiawan telah menjalankan tugas dan fungsinya. Bersama dua anggota lain, Djohar Arifin sebagai Ketua Umum PSSI dan Mawardi, mereka berenam rapat dan menerbitkan keputusan resmi, yakni memecat Sekretaris Jenderal PSSI Halim Mahfudz dan menyetujui pembentukan Badan Tim Nasional (BTN).

Hasil keputusan itu otomatis telah mengubah kinerja PSSI ke depan, antara lain FIFA telah mencantumkan nama Hadiyandra sebagai Sekjen PSSI yang baru dan menghilangkan nama Halim Mahfudz di situsnya. BTN telah bekerja dan mulai memanggil pemain dari kedua liga (IPL dan ISL) ke tim nasional. Maka, keabsahan empat anggota Komite Eksekutif (La Nyalla, Tonny, Roberto, dan Erwin) tak perlu menunggu pengesahan di kongres, 17 Maret.

KPSI dinonaktifkan

Lanjutan dari kembalinya empat anggota Komite Eksekutif itu, Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) pun sementara sudah dinonaktifkan atau secara otomatis sudah tidak ada dan tidak perlu menunggu penghapusan secara resmi di kongres.

Jika yang terakhir ini tidak dilakukan, keempat anggota tersebut layak dinilai bersikap ambivalen. Ya, mereka bekerja sebagai Komite Eksekutif PSSI dan membawa kepentingan KPSI dalam setiap negosiasi menuju rekonsiliasi sampai dengan kongres pada 17 Maret.

Butir kedua dari MOU menegaskan, ISL segera kembali ke yurisdiksi PSSI. Yang dimaksud dengan kembali ke yurisdiksi PSSI adalah semua perangkat pertandingan, seperti wasit dan pengawas pertandingan, harus dari PSSI. Perihal transfer pemain harus lewat PSSI. Bila terjadi pelanggaran disiplin atau etika, harus lewat Komite Disiplin dan Komite Etik PSSI. Ini semua belum dilakukan ISL yang berada di bawah payung operator PT Liga Indonesia (LI). Secara fakta, ISL kini masih di bawah yurisdiksi PT LI, bukan PSSI.

Sebagai lembaga yang dipercayai FIFA untuk menyelesaikan konflik, Menpora sebaiknya segera membereskan butir kedua dari MOU tersebut. Jika tidak, belum kembalinya ISL ke yurisdiksi PSSI ini akan menjadi duri dalam penyelesaian konflik. Dan bila tidak selesai di kongres nanti, FIFA hampir pasti akan menjatuhkan sanksi bagi Indonesia.

Perlu disadari bahwa di mata FIFA, akar konflik sepak bola Indonesia adalah adanya dualisme kompetisi, IPL dan ISL, yang tidak berada di bawah satu yurisdiksi, yaitu federasi resmi yang diakui FIFA, PSSI. Bila kongres pada 17 Maret tidak berhasil memutuskan ISL kembali ke yurisdiksi PSSI tanpa syarat, bersiap-siaplah menerima sanksi FIFA pada 20 Maret. Bila itu terjadi, kita semua telah gagal, baik pemerintah dalam hal ini Menpora, PSSI, media, maupun pemangku kepentingan lain, dalam mengawal Indonesia lepas dari sanksi FIFA.

Sebagai yang telah dipercayai FIFA untuk menjembatani penyelesaian konflik ini, Menpora sebetulnya bisa segera menyelesaikan butir kedua MOU tersebut sesuai dengan kewenangan yang dimiliki. Selain itu, Menpora juga bisa berpegang pada UU Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) Bab V Pasal 13 Butir 1, yang antara lain berbunyi: Pemerintah mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan secara nasional.

Dengan kata lain, Menpora sudah bisa menjatuhkan sanksi kepada pihak yang tidak menjalankan perintah MOU yang sudah disepakti bersama.

Peserta kongres

FIFA juga memerintahkan PSSI untuk memverifikasi peserta kongres yang merujuk pada Kongres Solo. Yang diverifikasi adalah klub dan institusi, bukan personal. Pada 5-8 Maret, tim verifikasi telah bekerja, tetapi terjadi deadlock dalam memverifikasi 18 pengurus provinsi (Pengprov). Akhirnya, tim memutuskan menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada 11 anggota Komite Eksekutif untuk memutuskan dalam rapat pada Rabu (13/3).

Apa pun keputusan Komite Eksekutif mengenai nasib ke-18 Pengprov pada 13 Maret harus diterima semua pihak mengingat ini adalah keputusan organisasi internal PSSI. Keputusan yang layak dihormati. Menpora atau Tim Gugus Tugas yang dibentuk Menpora tidak bisa mengintervensi atau menganulir keputusan tersebut.

Bila semua pihak yang terlibat konflik berniat tulus menyelesaikannya, semua akan menjadi sangat mudah. Sebaliknya, jika niat telah dicetuskan, tetapi hati dan implementasi menyangkal, apa pun jalan yang ditempuh tidak akan berhasil menyelesaikan konflik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Menpora Setuju PSSI Tentukan Nasib Shin Tae-yong Usai Piala Asia U23 2024

    Menpora Setuju PSSI Tentukan Nasib Shin Tae-yong Usai Piala Asia U23 2024

    Timnas Indonesia
    Man City Vs Arsenal, Laga Krusial The Gunners demi Trofi Premier League

    Man City Vs Arsenal, Laga Krusial The Gunners demi Trofi Premier League

    Liga Inggris
    Jadwal Spain Masters 2024, 6 Wakil Indonesia Berburu Tiket Semifinal

    Jadwal Spain Masters 2024, 6 Wakil Indonesia Berburu Tiket Semifinal

    Badminton
    Zohri dan Odekta Lolos Olimpiade Paris 2024, Indonesia Sudah Punya 9 Wakil

    Zohri dan Odekta Lolos Olimpiade Paris 2024, Indonesia Sudah Punya 9 Wakil

    Sports
    Jadwal Liga 1 Akhir Pekan: PSM Vs Borneo, Bali United Vs Persija

    Jadwal Liga 1 Akhir Pekan: PSM Vs Borneo, Bali United Vs Persija

    Liga Indonesia
    Raih Gelar Liga Champions hingga Piala Dunia, Messi Tak Punya Mimpi Lagi di Sepak Bola

    Raih Gelar Liga Champions hingga Piala Dunia, Messi Tak Punya Mimpi Lagi di Sepak Bola

    Internasional
    Hasil Spain Masters 2024: Rehan/Lisa Menangi Duel Merah Putih, 6 Wakil Indonesia ke QF

    Hasil Spain Masters 2024: Rehan/Lisa Menangi Duel Merah Putih, 6 Wakil Indonesia ke QF

    Badminton
    Bali United Vs Persija, Ada Permintaan untuk Suporter Bali United

    Bali United Vs Persija, Ada Permintaan untuk Suporter Bali United

    Liga Indonesia
    Sandro Tonali Didakwa 50 Kali Melanggar Aturan Judi FA dalam 3 Bulan

    Sandro Tonali Didakwa 50 Kali Melanggar Aturan Judi FA dalam 3 Bulan

    Liga Inggris
    Shin Tae-yong Ungkap Timnas Indonesia Akan Tambah Amunisi Baru

    Shin Tae-yong Ungkap Timnas Indonesia Akan Tambah Amunisi Baru

    Timnas Indonesia
    Shin Tae-yong Yakin Level Timnas Indonesia Akan Terus Berkembang

    Shin Tae-yong Yakin Level Timnas Indonesia Akan Terus Berkembang

    Timnas Indonesia
    Hasil Persib Bandung Vs Bhayangkara FC 0-0, Bojan Hodak Frustrasi

    Hasil Persib Bandung Vs Bhayangkara FC 0-0, Bojan Hodak Frustrasi

    Liga Indonesia
    Usai Dipecat, Phillipe Troussier Ungkap Akan Rindukan Vietnam

    Usai Dipecat, Phillipe Troussier Ungkap Akan Rindukan Vietnam

    Internasional
    Klasemen Liga 1: Persikabo 1973 Degradasi, Bhayangkara di Tepi Jurang

    Klasemen Liga 1: Persikabo 1973 Degradasi, Bhayangkara di Tepi Jurang

    Liga Indonesia
    Persikabo Jadi Tim Liga 1 2023-2024 Pertama yang Degradasi

    Persikabo Jadi Tim Liga 1 2023-2024 Pertama yang Degradasi

    Liga Indonesia
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com