Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Multitafsir Penyulut Kontroversi di Old Trafford

Kompas.com - 07/03/2013, 06:51 WIB

MANCHESTER, KOMPAS.com - Euforia ribuan suporter Real Madrid di Stadion Old Trafford, meledak saat peluit panjang wasit berbunyi, menandakan akhir laga Madrid melawan tuan rumah Manchester United berakhir 2-1. Skor yang berpihak untuk kemenangan Madrid (agregat 3-2) dan lolos ke perempat final Liga Champions.

Hiruk pikuk menyeruak di sana-sini. The Special One, julukan Jose Mourinho, sekali lagi mampu menyisihkan seniornya, Sir Alex Ferguson.

Sambil memasukan tangan ke kantong jaket abu-abunya, Mourinho berjalan sendiri di sisi kiri lapangan. Sesekali matanya mengarah ke tribun penonton. Dirinya seakan larut dalam kegembiraan bersama para Madridista. Namun, di melihat kesedihan suporter tuan rumah, Mourinho termenung dan hening di sana.

"Klub terbaik telah kalah. Kami tidak layak menang. Tetapi, inilah sepak bola," ujar Mourinho menunjukkan simpatinya kepada MU.

Dalam perhelatan sepak bola di seluruh dunia, sepertinya terdapat hukum tak tertulis ini, "Tim yang bermain lebih baik, belum tentu menang". Selain nasib, faktor lain karena adanya sosok manusia yang jika berdiri di lapangan memiliki kuasa sangat menentukan. Dialah wasit, sang pengadil lapangan. Keputusannya, entah salah atau benar, sering kali mengubah jalannya pertandingan.

Jutaan penduduk Inggris takkan pernah lupa ketika Diego Maradona menceploskan bola ke gawang kiper Peter Shilton dengan tangannya di perempat final Piala Dunia 1986. Meski ribuan kali rekaman video aksi Maradona itu diulang, gol itu tetap sah karena wasit Ali Bin Nasser telah membuat keputusan.

Bobby Robson, pelatih Inggris kala itu, lantas menyebut Maradona sebagai biang kerok dalam lapangan. "Itu tangan penipu, bukan tangan Tuhan," ujar Robson.

Pada akhirnya, hukum tak tertulis itulah yang membuat air mata ratusan juta penduduk Inggris tumpah karena kesempatan mengulang kesuksesan 1966 hilang di depan mata. Sebaliknya, hukum itu membuat kegembiraan warga Argentina meluap-luap.

Kubu Argentina bersuka cita karena sukses meraih gelar juara kedua, sementara The Three Lions merana karena kembali gagal unjuk gigi di kancah dunia. Dan, sekali lagi, hukum itu pun berlaku tanpa ampun bagi publik Inggris ketika Madrid menghadapi Setan Merah di Old Trafford, Selasa atau Rabu (6/3/2013) dini hari WIB.

Sejak peluit pertama dibunyikan wasit, MU tampil gagah perkasa. Rapatnya barisan belakang yang digalang Nemanja Vidic dan kawan-kawan sudah cukup membuat Gonzalo Higuain kewalahan. Belum lagi saat Sergio Ramos melakukan gol bunuh diri pada paruh kedua yang membuat puluhan ribu suporter MU bersuka cita.

Namun, keputusan wasit mengubah cerita, saat Robin van Persie dan kawan-kawan unggul 1-0. Pelanggaran keras yang dilakukan Luis Nani kepada Alvaro Arbeloa pada menit ke-56 memaksa wasit asal Turki, Cuneyt Cakir, langsung mengeluarkan kartu merah. Sejak itu, MU mulai kesulitan dan Madrid mampu mendulang dua gol untuk memetik kemenangan.

Keputusan yang kemudian melahirkan kontroversi. Sebagian menganggap keputusan Cakir sudah benar, terlepas Nani sengaja atau tidak. Sebab, aksinya memang sangat membahayakan. Bahkan, UEFA mendukung keputusan Cakir. Sebagian menganggap keputusan itu berlebihan, terutama publik MU. Artinya, keputusan itu menjadi multitafsir.

Bermain dengan 10 pemain, Ryan Giggs dan kawan-kawan seperti kebingungan dan tak tenang. Permainan mereka jadi bimbang karena komposisi pemain tidak imbang. "Penampilan kami yang bagus di pertandingan telah dirusak oleh satu keputusan," sesal asisten pelatih MU, Mike Phelan.

Menit ke-66, hukuman itu dirasakan MU, ketika liuk gerakan Luka Modric di depan kotak penalti berakhir dengan tendangan melengkung yang membobol gawang David De Gea. Kiper asal Spanyol itu pun seakan tak percaya, gawangnya kebobolan.

MU yang unggul terlebih dahulu, akhirnya kembali kebobolan, ketika Cristiano Ronaldo menyosorkan kakinya saat menerima umpan tarik Higuain, tiga menit berselang, untuk melumat jala gawang De Gea. Madrid pun lolos ke perempat final dengan agregat 3-2.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Polandia Vs Belanda 1-2: Ketika Oranje Menang Tanpa Pemain Ajax...

    Polandia Vs Belanda 1-2: Ketika Oranje Menang Tanpa Pemain Ajax...

    Internasional
    Hasil Polandia Vs Belanda: Weghorst 'Supersub', De Oranje Menang 2-1

    Hasil Polandia Vs Belanda: Weghorst "Supersub", De Oranje Menang 2-1

    Internasional
    Persebaya Mulai Persiapan Menuju Liga 1 2024-2025, Rencana Munster

    Persebaya Mulai Persiapan Menuju Liga 1 2024-2025, Rencana Munster

    Liga Indonesia
    Italia Selamat dari Pukulan 23 Detik, Kata-kata Del Piero Terbukti, Pujian Totti

    Italia Selamat dari Pukulan 23 Detik, Kata-kata Del Piero Terbukti, Pujian Totti

    Internasional
    Polandia Vs Belanda: Polisi Amankan Pria Berkapak yang Ancam Fan

    Polandia Vs Belanda: Polisi Amankan Pria Berkapak yang Ancam Fan

    Internasional
    Link Live Streaming Polandia Vs Belanda, Kickoff 20.00 WIB

    Link Live Streaming Polandia Vs Belanda, Kickoff 20.00 WIB

    Internasional
    Nirgelar di Bayern Muenchen, Kane Makin Lapar Raih Trofi Euro 2024

    Nirgelar di Bayern Muenchen, Kane Makin Lapar Raih Trofi Euro 2024

    Internasional
    Rekap Final Australian Open 2024, Gelar Super 500 Perdana Ana/Tiwi

    Rekap Final Australian Open 2024, Gelar Super 500 Perdana Ana/Tiwi

    Badminton
    Eks Pemain Spanyol Puji Lamine Yamal, Ungkit Lionel Messi

    Eks Pemain Spanyol Puji Lamine Yamal, Ungkit Lionel Messi

    Internasional
    Hasil Australian Open 2024: Ahsan/Hendra Runner-up, Kalah dari Wakil China

    Hasil Australian Open 2024: Ahsan/Hendra Runner-up, Kalah dari Wakil China

    Badminton
    Perkenalkan Gilson Costa, Tambah Kekuatan Lini Tengah Persebaya

    Perkenalkan Gilson Costa, Tambah Kekuatan Lini Tengah Persebaya

    Liga Indonesia
    Atlet PB Djarum Tampil Dominan pada Graha Padma Wali Kota Cup 2024

    Atlet PB Djarum Tampil Dominan pada Graha Padma Wali Kota Cup 2024

    Badminton
    Hasil Australian Open 2024: Bekuk Wakil Malaysia, Ana/Tiwi Juara!

    Hasil Australian Open 2024: Bekuk Wakil Malaysia, Ana/Tiwi Juara!

    Badminton
    Hasil Final Australian Open 2024: Berjuang Tiga Gim, Ester Runner-up

    Hasil Final Australian Open 2024: Berjuang Tiga Gim, Ester Runner-up

    Badminton
    Malut United Resmi Rekrut Duo Kembar Yakob dan Yance Sayuri

    Malut United Resmi Rekrut Duo Kembar Yakob dan Yance Sayuri

    Liga Indonesia
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com