JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan pemain Tim Nasional Perancis, Robert Pires, menjadi perwakilan Arsenal di Jakarta pada Kamis (28/2/2013). Arsenal akan mengarungi tur Asia ke Indonesia pada Juli mendatang. Pemain yang mengawali karier di FC Metz itu menyambut gembira kedatangan ke Indonesia untuk kedua kalinya itu.
Pires pun mengadakan jumpa pers di VVIP Box Stadion Gelora Utama Bung Karno, Senayan, Jakarta, untuk menjawab sejumlah pertanyaan dari wartawan dan para fans Arsenal.
Berikut kutipan wawancara dengan Robert Pires:
Tanya: Ini merupakan kunjungan kedua Anda ke Indonesia. Apakah kesan Anda untuk kunjungan kedua ini?
Jawab: Ya benar, ini adalah kunjungan kedua saya. Pertama saya datang dalam sebuah acara sepak bola mini bersama Fabio Cannavaro, Marco Materazzi, Edgar Davids, dan lainnya. Kini, saya datang sebagai perwakilan Arsenal. Saya senang dengan Indonesia, karena passion mereka terhadap Arsenal."
Apa pendapat Anda mengenai Arsenal yang saat ini sudah puasa gelar selama delapan tahun?
Arsenal sudah sangat lama tidak meraih gelar. Yang terpenting adalah tetap percaya. Skuad Arsenal bagus-bagus. Suatu saat nanti akan kembali meraih trofi. Saya berharap musim depan. Para pemain sudah semakin matang."
Bagaimana peluang Arsenal di Liga Champions, mengingat perjuangan berat menanti di kandang Bayern Muenchen?
"Sangat sulit memang peluang Arsenal. Bayern mampu menang besar di kandang kami. Arsenal memiliki tugas berat. Tetapi, siapa yang bisa tahu apa yang terjadi dalam sepak bola. Saya tetap optimistis."
Saat menjadi pemain Arsenal, momen apa yang paling berkesan menurut Anda?
"Saya ingat ketika kami meraih dua gelar pada 2002 yaitu Premier League. Setelah itu pada musim 2003-04, kami menjadi juara dengan rekor tak terkalahkan."
Selama karier profesional Anda, siapa pemain yang Anda kagumi?
"Saya merasakan bermain dengan dua pemain hebat, yaitu Thierry Henry dan Dennis Bergkamp."
Apakah Anda berniat untuk melatih sebuah kesebelasan?
"(Tertawa) Tidak. Saat ini saya tak ingin melatih, karena terlalu banyak tekanan bagi seorang pelatih. Saya juga masih ingin memiliki waktu yang banyak untuk keluarga. Tetapi, hal itu mungkin terjadi suatu hari nanti."
Apakah benar pada saat berusia 15 tahun, Anda putus sekolah demi sepak bola?
"Itu benar. Sulit bagi saya untuk belajar, karena saya terlalu mencintai sepak bola. Untungnya, saya mendapat dukungan penuh dari orang tua untuk berkiprah dalam sepak bola. Bagi saya, masukan dari keluarga sangat penting."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.