MADRID, KOMPAS.com - Belum genap berusia 10 tahun, Casemiro, ditinggal pergi ayahnya. Pada usia 11 tahun, ia meninggalkan keluarga untuk memulai karier sepak bola di tim yunior Sao Paolo.
"Keluargaku tak punya rumah. Kami tinggal di rumah bibiku. Kami hanya punya satu kamar dan satu kamar mandi. Aku tak pernah punya mainan seperti anak-anak lain," ujar pemain kelahiran Februari 1992 ini.
"Ibuku selalu berkata kepadaku, 'Saya akan membelikanmu (mainan) lain waktu', tetapi lain waktu itu tak pernah ada. Syukurlah, sekarang aku bisa membelikannya hadiah."
"Pada usia 11 tahun aku mulai hidup jauh dari keluarga, tanpa cinta dari keluarga dan ibuku. Namun, ketika aku menengok ke belakang saat ini, itu sepadan dengan apa yang kudapatkan. Aku punya kamar tidur sendiri, makanan, AC, dan sebuah televisi. Aku tak pernah melihat itu sebelumnya."
"Ini adalah kesempatan yang kudapatkan dan aku tak akan membiarkannya berlalu begitu saja. Pada usia tujuh atau delapan tahun, aku selalu meminta kepada teman-teman timku untuk mengizinkan aku tinggal di rumah mereka sehingga aku bisa beristirahat sehari sebelum pertandingan dan tak perlu berjalan menuju lapangan pertandingan, karena aku tak punya rumah tetap. Ketika segalanya sulit, Anda belajar bagaimana caranya bertahan," tuturnya.
Kini, dengan pengalaman bermain lebih dari seratus kali bersama Sao Paolo dan satu kali membela Brasil di Piala Dunia U-20, Casemiro telah menjadi pemain Real Madrid Castilla, yang meski hanya berstatus pinjam hingga akhir musim ini, tetap merupakan peluang bagi Casemiro untuk berkembang hingga ke level terbaik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.