KEFAMENANU, KOMPAS.com - Gara-gara siaran sepak bola Liga Ingris, Liga Spanyol, Liga Italia, dan Liga Champion televisi Indonesia selalu diacak, warga Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur yang berada persis di perbatasan dengan Distrik Oekusi, Timor Leste itu, kesal dan kecewa.
Warga di TTU selama ini harus menggunakan parabola untuk bisa menyaksikan televisi nasional. Paskalis Senu, warga Maubesi, Kecamatan Insana Tengah, TTU, saat menghubungi Kompas.com, Rabu (30/1/2013) mengaku sangat kecewa dengan tindakan yang dilakukan oleh para pengusaha penyedia antena parabola maupun stasiun televisi yang menyiarkan siaran langsung itu.
"Tolong beritakan pengeluhan kami ini karena kami suka sekali dengan bola kaki luar negeri. Saya cukup kesal dengan penyiaran olahraga, khususnya bola kaki, karena di Kabupaten TTU setiap kali siaran lansung bola, tiba-tiba langsung diacak. Apakah ini ada kerja sama dengan pihak-pihak pengusaha untuk mendapatkan keuntungan?" keluh Paskalis.
Menurut Paskalis, sebagian besar warga menggunakan parabola jenis Venus dan kejadian pengacakan siaran bola sudah dilakukan sejak tiga bulan terakhir. Karena itu, Ia meminta bantuan pihak pemerintah untuk memperhatikan hal ini yang dianggap penting.
"Sebenarnya pemerintah dalam hal ini yang berkaitan dengan bidang olahraga perlu memperhatikan ini karena olahraga bola kaki itu penting untuk semua kalangan, juga sebagai motivasi untuk anak muda sekarang," kata Paskalis.
Hal sama dikatakan Marsel Siki yang merasa ada diskriminasi terhadap warga yang berada di daerah pelosok, khususnya TTU. "Bagaimana kita mau menjadi bangsa yang maju dalam olahraga bola kaki, kalau tontonan bola kaki kelas dunia tidak disaksikan oleh seluruh rakyat Indonesia. Padahal, kualitas bola kaki kelas dunia itu harus kita tiru dan adopsi lewat tontonan di televisi. Kasihan kami masyarakat yang berada di ujung negeri, sepertinya dianaktirikan," protes Marsel.
Marsel berharap ada pemeratan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sehingga pemerintah perlu tegas membuat aturan pertelevisian khususnya siaran bola kaki dan siaran yang bersifat edukasi tidak boleh diacak. "Kasihan kami yang berada di perbatasan, selalu ditertawakan oleh warga Timor Leste karena selalu kekurangan dalam segala hal," kata Marsel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.