JAKARTA, KOMPAS.com - Sepak bola Indonesia kembali dirundung duka. Pemain legendaris Indonesia, Surya Lesmana (68), meninggal dunia akibat serangan jantung, Rabu (8/8/2012).
"Beliau meninggal jam tiga pagi tadi. Dia meninggal karena serangan jantung di rumah kontrakannya di Gang Kancil, Glodok. Dia sudah dikremasi di Rumah Duka Dadap Agung," kata Deni, kerabat Surya Lesmana, saat dihubungi wartawan.
Surya Lesmana yang memiliki nama asli Liem Soei Liang pernah memperkuat tim nasional PSSI selama sepuluh tahun (1963-1972). Ia juga dikenal sebagai legenda Persija Jakarta setelah 14 tahun membela "Macan Kemayoran".
Dalam kariernya, Surya Lesmana terkenal sebagai gelandang jempolan. Ia memiliki kemampuan menyerang dan bertahan sama baiknya. Surya mengawali karier sepak bola di klub Union Makes Strength (UMS) pada 1958 di bawah bimbingan pelatih Endang Witarsa (Lim Soen Joe).
Kemampuan Surya pun semakin terasah. Ia kemudian diminta bergabung dengan Persija pada 1962 dan kemudian diminta memperkuat tim nasional pada 1963. Sepuluh tahun setelah membela timnas, ia memutuskan pensiun dari timnas pada 1973. Meski begitu, namanya tak lantas hilang dari dunia sepak bola Tanah Air.
Kepiawaiannya mengolah kulit bundar membuat klub-klub asing masih meliriknya. Surya mencatatkan diri sebagai salah satu pelopor pemain Indonesia yang merumput di luar negeri. Ia dikontrak sebagai pemain klub Mac Kinan Hong Kong selama satu musim pada 1974 dengan gaji 2.000 dollar Hong Kong per bulan. Itu jumlah yang cukup besar kala itu.
Selama kariernya, Surya pun tak lepas dari kontroversi hingga membuatnya dijuluki "Jango Jakarta". Hingga akhir hayatnya, ia hidup sebatang kara, tidak memiliki rumah ataupun kendaraan, dan tidak menikah. Ia tinggal menumpang di rumah orang di Gang Kancil, kawasan Glodok, Jakarta Barat. Ia tinggal secara cuma-cuma karena jasanya mendidik anak pemilik rumah dan anak-anak di lingkungan sekitar dalam bermain bola.
Namun, Surya tidak mau menyesali terus keadaannya saat ini. Surya tetap menggeluti sepak bola. Buktinya, ia masih bermain bola bersama rekan-rekan yang tergolong usia lanjut di lapangan UMS.
Sampai akhir hayatnya, Surya bersama dengan Mulyadi menjadi pelatih di klub UMS di kawasan Petak Sin Kian, Mangga Besar. Setiap hari Surya menghabiskan waktunya mengawasi latihan anak-anak sekolah sepak bola dengan imbalan ala kadarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.