Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biomassa Jadi Dasar Peraturan

Kompas.com - 28/07/2012, 04:43 WIB

Jakarta, Kompas - Penghitungan stok karbon suatu areal menggunakan dasar biomassa akan diimplementasikan dalam berbagai peraturan di Kementerian Kehutanan. Ini diharapkan menjadi dasar ilmiah yang lebih akurat dalam menerbitkan izin-izin kehutanan.

Model penghitungan karbon itu akan berkembang dan lebih rinci sesuai kemajuan ilmu pengetahuan. Diperlukan sistem penghitungan yang mudah diterapkan di lapangan serta diaplikasikan pada jenis spesies, ekosistem, dan wilayah berbeda.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan merangkum sekitar 800 metode penghitungan karbon di Indonesia. Metode dikumpulkan dari berbagai tesis, disertasi, dan penelitian sejumlah institusi dari Sumatera hingga Papua.

Kajiannya dipaparkan dalam buku Model-model Alometrik untuk Pendugaan Biomassa Pohon pada Ekosistem Hutan Indonesia yang diluncurkan Jumat (27/7), di Jakarta.

Acara dihadiri Deputi I Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan Heru Prasetyo, Sekretaris Jenderal Kemhut Hadi Daryanto, Kepala Balitbang Kemenhut Iman Santoso, para pakar perguruan tinggi, serta aktivis LSM. Mereka memuji para penulis (Haruni Krisnawati, Wahyu Catur Adinugroho, dan Rinaldi Imanuddin) yang menghasilkan monografi bagi penghitungan karbon nasional.

Hadi Daryanto mengatakan, model penghitungan biomassa relatif baru bagi Kemenhut yang semula mendasarkan pada penghitungan volume. ”Ini mengubah cara berpikir kita. Saya akan melaporkan ke Menteri (Kehutanan) dan mengajak para direktur jenderal agar ini bisa memperkaya keputusan,” kata Hadi.

Ia mengatakan, tahun 2010, saat menjabat sebagai Dirjen Bina Produksi Kehutanan, ia menerbitkan surat keputusan yang mengatur cara pengukuran karbon. Hal ini akan disempurnakan dengan monografi Balitbang. Menurut dia, pengukuran karbon dari sisi biomassa penting dalam penerbitan pemberian izin dan pelepasan kawasan.

Semisal pada hutan gambut, secara volume memiliki kandungan karbon kecil. Namun, setelah dihitung biomassanya, jumlah karbon menjadi besar. Dengan demikian, izin pelepasan kawasan bisa diperketat.

Heru mengatakan, data dan informasi stok karbon dalam biomassa hutan beserta perubahan secara spasial sangat diperlukan untuk menyusun strategi penurunan emisi gas rumah kaca akibat deforestasi dan degradasi hutan. Karena itu, diperlukan Sistem Perhitungan Karbon Nasional yang komprehensif, kredibel, dan dapat diverifikasi. (ICH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Bundesliga
5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

Bundesliga
Persik Vs Persikabo, Jeam Kelly Sroyer Ingin Beri Persembahan Terakhir

Persik Vs Persikabo, Jeam Kelly Sroyer Ingin Beri Persembahan Terakhir

Liga Indonesia
Bayern Vs Dortmund: Tuchel Tak Membawa Muenchen ke Arah yang Benar

Bayern Vs Dortmund: Tuchel Tak Membawa Muenchen ke Arah yang Benar

Bundesliga
Amunisi Muda Barca, Marc Guiu: Xavi Sangat Penting bagi Barcelona

Amunisi Muda Barca, Marc Guiu: Xavi Sangat Penting bagi Barcelona

Liga Spanyol
Lorenzo Nilai Bagnaia Lakukan Kesalahan Saat Insiden dengan Marquez

Lorenzo Nilai Bagnaia Lakukan Kesalahan Saat Insiden dengan Marquez

Motogp
Prediksi Persib Vs Bhayangkara FC, Maung Pincang Tanpa 6 Pemain Utama

Prediksi Persib Vs Bhayangkara FC, Maung Pincang Tanpa 6 Pemain Utama

Liga Indonesia
Kata Indra Sjafri soal Label Pemain Keturunan di Timnas Indonesia

Kata Indra Sjafri soal Label Pemain Keturunan di Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Prediksi Ranking FIFA: Indonesia Salip Malaysia, Naik Peringkat Ke-135

Prediksi Ranking FIFA: Indonesia Salip Malaysia, Naik Peringkat Ke-135

Timnas Indonesia
Jadwal Spain Masters 2024, Indonesia Pastikan Wakil di Perempat Final

Jadwal Spain Masters 2024, Indonesia Pastikan Wakil di Perempat Final

Badminton
Kalahkan Arema FC, Bajul Ijo Langsung Penuhi Janji Jalan Kaki 1,5 Km

Kalahkan Arema FC, Bajul Ijo Langsung Penuhi Janji Jalan Kaki 1,5 Km

Liga Indonesia
Ronaldo Marah ke Wasit Setelah Portugal Kalah

Ronaldo Marah ke Wasit Setelah Portugal Kalah

Internasional
Dampak Program Naturalisasi bagi Level Persaingan Timnas Indonesia

Dampak Program Naturalisasi bagi Level Persaingan Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Jadwal Liga Inggris Akhir Pekan, Man City Vs Arsenal

Jadwal Liga Inggris Akhir Pekan, Man City Vs Arsenal

Liga Inggris
Belum Latihan di Pelatnas, Kevin Sanjaya Akan Dipanggil PBSI

Belum Latihan di Pelatnas, Kevin Sanjaya Akan Dipanggil PBSI

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com