Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mengapa Sepak Bola Kita Mengalami Kemunduran?"

Kompas.com - 14/07/2012, 14:07 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com — Direktur Teknik Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Danurwindo menilai sistem sepak bola Indonesia harus segera dievaluasi. Hal itu diungkapkannya menanggapi kegagalan timnas Indonesia untuk kesekian kalinya. Kali ini, tim "Merah Putih" harus melupakan impiannya menembus putaran final Piala Asia 2013.

Skuad "Garuda Muda" gagal lolos ke putaran final Piala Asia 2013 setelah diempaskan Jepang, 1-5, di matchday keempat Grup E. Saat ini, armada Aji Santoso tersebut menduduki peringkat keempat dengan enam poin, kalah enam angka dari Jepang di puncak.

Di laga terakhir, Indonesia akan menghadapi Singapura di Stadion Utama Riau, Pekanbaru, Minggu (15/7/2012). Akan tetapi, hasil laga ini tidak akan memengaruhi peluang Indonesia karena Andik Vermansyah dan kawan-kawan tidak akan mampu mengejar predikat juara, runner-up, dan second runner-up dalam kualifikasi ini.

"Ini (kegagalan lolos dari Kualifikasi Piala Asia U-22) akan menjadi bahan evaluasi PSSI. Sekarang, kita mau ke mana? Jangan muluk-muluk ke Piala Dunia kalau di level Asia saja kita tidak mumpuni," ujar Danurwindo di Hotel Pangeran, Pekanbaru, Sabtu (14/7/2012).

Lebih lanjut, Danurwindo berharap agar Indonesia dapat meraih hasil positif saat bertemu Singapura. Mantan pelatih Persebaya Surabaya ini optimistis jika tim "Merah Putih" dapat menjalankan instruksi pelatih dengan baik dan disiplin dalam bertahan.

"Saat melawan Jepang, anak-anak tampil begitu ngotot. Semangat juang mereka tinggi karena tahu syarat untuk lolos ke final adalah menang. Namun, tim ini memang masih lemah dalam organisasi bertahan sehingga mudah kebobolan. Ini tidak boleh terulang lagi saat menghadapi Singapura," kata Danurwindo.

"Singapura seharusnya tidak sulit kita kalahkan karena di level senior Indonesia sering berprestasi. Kalau kita kalah, ini harus segera dievaluasi, kenapa sepak bola negeri ini stagnan, bahkan mengalami kemunduran, sementara negara Asia lainnya berlari kencang," ungkapnya kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com