Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Timnas, Jangan Ada Rekayasa

Kompas.com - 12/07/2012, 10:06 WIB

KOMPAS.com — Selama sepekan ini, perhatian publik pencinta sepak bola Tanah Air tertuju ke babak kualifikasi Grup E Piala Asia. Di tengah karut-marut kompetisi dan pertikaian para pengurus yang tiada henti, para pemuda bangsa berjuang keras untuk meraih secercah prestasi di lapangan hijau di Pekanbaru, Riau.

Prestasi sepak bola kini memang menjadi barang langka di Indonesia. Tak ada lagi tegaknya kepala anak bangsa ketika mengikuti sejumlah turnamen sepak bola, bahkan di kancah Asia. Kepala penggawa "Garuda Muda" yang tertunduk lesu menjadi pemandangan biasa.

Maka, wajar jika sepak bola Indonesia ini diibaratkan laiknya benang kusut yang harus diurai satu per satu agar "prestasi" kembali menghiasi media massa. Salah satu masalah penting itu adalah pembinaan usia muda yang relatif tidak terjamah oleh para pengurus sepak bola saat ini dan sistem kompetisi yang amburadul.

Pelatih tim nasional U-22 Indonesia, Aji Santoso, menilai, untuk menghadirkan prestasi, tak bisa dilepaskan keseriusan dan kebesaran hati semua pihak untuk menciptakan pembinaan muda dan sistem kompetisi yang baik. Jangan pernah mengharapkan Indonesia berprestasi, jika kedua hal itu tidak pernah dijalankan dengan baik dan benar.

Berikut wawancara wartawan Kompas.com, Ary Wibowo, dengan Aji mengenai pembinaan usia muda dan prestasi timnas Indonesia di sela penyelenggaraan babak kualifikasi Grup E Piala Asia U-22 di Pekanbaru, Riau:

T: Bagaimana Anda melihat pembinaan muda di Indonesia saat ini?
J: Pembinaan pemain muda adalah bagian terpenting dari sepak bola. Memang kalau dari usia 15 hingga 16 tahun kita belum boleh bicara prestasi, karena itu tingkatnya masih festival, yang bukan untuk mencari menang atau kalah, tetapi bakat-bakat yang ada. FIFA pun sudah menganjurkan agar pemain usia muda bisa bermain 11 lawan 11 di lapangan kecil. Setahu saya di Indonesia memang sudah berjalan ke arah sana.

T: Jika basic sudah berjalan, butuh berapa lama kita dapat meraih prestasi seperti Jepang, Australia, dan tim lainnya?
J: Tentunya ada hal lain, yang patut diperhatikan, yaitu kompetisi. Karena pembinaan terbaik di dunia itu adalah kompetisi. Makanya, kompetisi kita ini harus benar-benar serius. Artinya, aturan, jalannya kompetisi, dan pertandingan harus jelas. Kalau ada satu tim berprestasi, harusnya karena dia layak berprestasi. Jangan tim ini berprestasi karena dibantu sana, dibantu sini, di-backing sana-sini.

Salah satu faktor yang membuat tim kita tidak pernah maju karena kebanyakan masih seperti itu. Jujur saja, di Indonesia memang banyak rekayasa. Pengaturan pertandingan, juara diatur, dan sebagainya. Kalau kita ingin maju, kita harus murni karena pelatih berkualitas, pemain berkualitas, manajemen berkualitas, baru kita akan dapat bersaing dengan negara-negara lain. Saya berani bertaruh, jika masih ada rekayasa, sepak bola kita akan terus berjalan stagnan seperti ini.

T: Bagaimana dengan prestasi timnas yang terkesan seperti mati suri?
J: Kita lebih baik jangan berbicara prestasi dulu, kalau kompetisi dan pembinaan muda tidak berjalan dengan baik. Saya selalu bilang, janganlah kita muluk-muluk berbicara juara Asia, satu tahap dulu bagaimana caranya kita bisa kembali menjadi raja di Asia Tenggara. Kalau itu sudah bisa terpenuhi, baru kita melangkah selanjutnya di Asia, secara bertahap.

Di Asia Tenggara saja, sekarang SEA Games tidak pernah juara selama 21 tahun lamanya, bagaimana bisa yang lain. Kalau kita ingin berprestasi, benahi dulu sepak bola Indonesia. Baik di regulasinya, jalannya kompetisi, baru setelah itu kita bicara prestasi. Kalau tidak seperti itu, saya tidak yakin kita berhasil. Padahal, talenta pemain muda kita sudah sangat luar biasa bagusnya.

T: Kenapa Indonesia sulit mengulang prestasi timnas era 1980-1990-an?
J: Perkembangan sepak bola kita memang luar biasa. Memang, dulu rasa nasionalisme pemain adalah faktor penting untuk meraih prestasi. Kita dulu membela "Merah Putih", dinyanyikan "Indonesia Raya", selalu ingin nangis rasanya, karena ingin menjadikan Indonesia yang sebagai yang terbaik.

Memang seiring berjalannya zaman, mencari uang itu perlu. Tetapi, perlu diingat bahwa mencari uang itu bukan di timnas, tetapi di klub, meskipun timnas adalah salah satu alat untuk meraihnya. Kalau pemain bisa bermain di timnas, maka harga dia akan mahal di klub. Makanya, pemain saat ini harus memiliki keinginan besar menjadi pemain nasional.

T: Menurut Anda, sampai kapan Indonesia bisa kembali berprestasi?
J: Berapa tahun kita bisa berprestasi, sangat tergantung kita sendiri. Mau lambat mau cepat, ya mari kita belajar sepak bola yang benar, mulai dari pembinaan pemain muda hingga senior. Jangan pernah ada rekayasa. Lalu, regulasi dan komisi disiplin harus tegas jika ada pemain yang melanggar. Sekarang kan banyak contohnya, pemain berantem dalam lapangan, dikenakan hukuman dua tahun, lalu enam bulan sudah bebas karena ada lobi-lobi.

Kita juga harus memanfaatkan antusiasme yang besar dari pencinta bola Indonesia. Jujur saja, ramainya sepak bola di sini lebih karena adanya fanatisme daerah, bukan karena kualitas kompetisi yang bagus. Sebenarnya, ini adalah modal luar biasa. Tetapi, harusnya fanatisme daerah yang tinggi ini dapat kita barengi dengan kualitas kompetisi yang bagus. Kita harus bekerja dengan akal dan hati. Kalau masalah prinsip, jelas harus dengan akal, tidak boleh lagi dengan hati.

T: Harapan Anda untuk turnamen Piala Asia U-22 ini?
J: Turnamen ini sangat bagus bagi perkembangan pemain-pemain muda. Saya yakin visi AFC adalah memperbanyak kompetisi dan pertandingan untuk kemajuan sepak bola di Asia. Ini adalah contoh agar sepak bola di beberapa negara Asia dapat meniru kompetisi tingkat internasional yang baik. Jika peraturan dan pertandingan turnamen ini bisa diterapkan di Indonesia, maka akan sangat bagus sekali bagi perkembangan sepak bola kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Siaran Langsung & Jadwal Tim Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

    Siaran Langsung & Jadwal Tim Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

    Badminton
    Indonesia Vs Korea Selatan, Gelandang Korsel Puji Gaya Bermain Garuda Muda

    Indonesia Vs Korea Selatan, Gelandang Korsel Puji Gaya Bermain Garuda Muda

    Timnas Indonesia
    Indonesia Vs Korea Selatan, Rekor STY dengan Sang Kawan Lama Hwang Sun-hong

    Indonesia Vs Korea Selatan, Rekor STY dengan Sang Kawan Lama Hwang Sun-hong

    Timnas Indonesia
    Persik Vs PSS, Macan Putih Ingin Tutup Laga Kandang dengan Happy Ending

    Persik Vs PSS, Macan Putih Ingin Tutup Laga Kandang dengan Happy Ending

    Liga Indonesia
    Nathan Tjoe-A-Oen Kembali Perkuat Timnas, Ada 'Peran' Suporter

    Nathan Tjoe-A-Oen Kembali Perkuat Timnas, Ada "Peran" Suporter

    Timnas Indonesia
    Lobi Ketum dan Suporter Jadi Kunci, Nathan 'Terbang' demi Timnas Indonesia

    Lobi Ketum dan Suporter Jadi Kunci, Nathan "Terbang" demi Timnas Indonesia

    Timnas Indonesia
    Sederet Fakta Ujian bagi Persebaya Jelang Laga Lawan Bali United

    Sederet Fakta Ujian bagi Persebaya Jelang Laga Lawan Bali United

    Liga Indonesia
    Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U23

    Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U23

    Timnas Indonesia
    Pesta 5 Gol ke Gawang Chelsea, Arteta Puji Fisik dan Mentalitas Arsenal

    Pesta 5 Gol ke Gawang Chelsea, Arteta Puji Fisik dan Mentalitas Arsenal

    Liga Inggris
    Head to Head Persib Bandung Vs Borneo FC, Tim Produktif Vs Pertahanan Terbaik

    Head to Head Persib Bandung Vs Borneo FC, Tim Produktif Vs Pertahanan Terbaik

    Liga Indonesia
    Indonesia Vs Korea Selatan: Kerja Keras, Tekad Rizky Ridho Bawa Garuda Terbang

    Indonesia Vs Korea Selatan: Kerja Keras, Tekad Rizky Ridho Bawa Garuda Terbang

    Timnas Indonesia
    BCL Asia 2024, Diwarnai Ejected Brandone Francis, Prawira Bandung Bisa Menang

    BCL Asia 2024, Diwarnai Ejected Brandone Francis, Prawira Bandung Bisa Menang

    Sports
    Klasemen Liga Inggris: Libas Chelsea 5-0, Arsenal Jauhi Liverpool-Man City

    Klasemen Liga Inggris: Libas Chelsea 5-0, Arsenal Jauhi Liverpool-Man City

    Liga Inggris
    Tim Indonesia Bertolak ke China, Target Juara Thomas Cup 2024

    Tim Indonesia Bertolak ke China, Target Juara Thomas Cup 2024

    Badminton
    Hancur Lebur 5-0 oleh Arsenal, Pochettino Ungkit Menyerah dan Pemain Besar

    Hancur Lebur 5-0 oleh Arsenal, Pochettino Ungkit Menyerah dan Pemain Besar

    Liga Inggris
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com