Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tan Malaka, Bapak Bangsa Pecinta Sepak Bola

Kompas.com - 07/05/2012, 06:20 WIB

SOSOK laki-laki berwajah tegas dengan sorot mata tajam itu melangkah gagah memasuki lapangan sepak bola Bayah, Banten. Tanpa alas kaki, pria bertubuh kecil itu mulai beraksi. Di tengah temaram senja kota Banten, ia seakan menari ketika memainkan bola dengan lincah dan telaten. Puluhan penonton pun terpesona, melihat kehebatan pemuda itu yang mempunyai nama lengkap Ibrahim Datuk Tan Malaka.

Tan Malaka memang merupakan salah satu dari pejuang bangsa yang mencintai sepak bola. Namanya pantas disandingkan dengan tokoh-tokoh besar lain, seperti Bung Hatta, Sutan Sjahrir, Soekarno, hingga MH Thamrin yang ingin menunjukkan bahwa bangsanya juga manusia. Melalui sepak bola, mereka ingin menegaskan kemanusiaan bangsa Indonesia itu. Bagi mereka, olahraga itu adalah simbolisasi tekad mengangkat harkat martabat bangsa, bukan ajang pertarungan gengsi dari sejumlah pengurusnya yang hanya memikirkan kepentingan pribadi dan materi seperti menggejala saat ini.

Lahir di Nagari Padam Gadang, Suliki, Sumatera Barat, pada 2 Juni 1897, sejak kecil Tan Malaka akrab dengan sepak bola. Ayahnya, Rasad Chaniago, adalah pegawai rendahan. Sedangkan ibunya, Sinah Simabur, seorang ibu rumah tangga. Dalam keluarga, Tan adalah sulung dari dua bersaudara. Sang adik, Kamaruddin, usianya enam tahun lebih muda.

Di usia muda, Tan Malaka adalah potret bocah laki-laki Minangkabau. Selain sepak bola, seperti layaknya anak Sumatera Barat lainnya, Tan juga gemar berenang di sungai hingga bermain layang-layang. Sifatnya keras dan pemberani, namun juga cerdas. Ini membuatnya berbeda dari anak lainnya. Tan selalu berusaha bisa lebih baik dari teman-teman sebaya walaupun hanya dalam sebuah permainan sepak bola.

Pada akhirnya, sifat itulah yang membuat Tan Malaka menorehkan tinta emas dalam sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia. Karena kecerdasannya itu pula, ia kemudian direkomendasikan sejumlah guru untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Guru Negeri, Fort de Kock, yang muridnya khusus hanya dari kalangan ningrat dan pegawai tinggi.

Terkenal di Belanda
Di saat usianya menginjak 16 tahun, Tan Malaka kemudian melanjutkan pendidikannya ke Rijks Kweekschool di Harleem, Belanda pada 1913. Di kota itulah, Tan terkenal dalam urusan sepak bola. Meski tingginya hanya 165 cm, ia beberapa kali membuat rekan-rekannya kagum karena ketangkasannya menggiring si kulit bulat.

Selama dua tahun (1914-1916) tinggal di Harleem, Tan Malaka sempat bergabung bersama klub profesional Vlugheid Wint. Dalam klub itu, Tan dikenal sebagai penyerang andal yang memiliki kecepatan luar biasa. Bermain di garis depan, beberapa penjaga gawang pernah merasakan tendangan kerasnya meski bermain tanpa alas kaki.

Cuaca dingin di Belanda tak menyurutkan kecintaannya terhadap sepak bola. Beberapa kali Tan Malaka sering mengabaikan peringatan rekan-rekannya agar mengenakan jaket tebal pada saat istirahat pertandingan. Kakinya pun sering terluka lantaran tak bersepatu. Namun, dalam kondisi sakit seperti itu, nafsu bermain Tan tak padam.

Mencintai sepak bola tak membuat Tan Malaka lupa tugas utama, yakni memperjuangkan nasib Nusantara dari kolonial Belanda. Dalam perjalanannya, sejumlah perkembangan politik dunia dan perang yang berkecamuk telah memengaruhi pemikiran Tan. Tak jarang, pemikiran itu ia dapat saat berdiskusi di sebuah pondokan di Jacobijnesraat dengan pengungsi Belgia yang lari dari serbuan Nazi Jerman. Sepak bola pun beberapa kali dijadikan bahan obrolan saat meminum kopi.

Akhir 1916, Tan meninggalkan Harleem dan melanjutkan perantauannya di beberapa negara. Meskipun sempat gagal mendapatkan izin mengajar, karena tak lulus ujian guru di Belanda, Tan mendapat pelajaran penting tentang politik dan kerakyatan. Tiga tahun melalangbuana di Belanda, Tan kemudian memutuskan untuk kembali ke Nusantara pada 1919. Ia pulang dengan satu cita-cita, yaitu mengubah nasib bangsa Indonesia, termasuk dalam urusan sepak bola.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Persib Vs Bhayangkara FC 0-0, Guardian Bertahan dari Gempuran Maung Bandung

Hasil Persib Vs Bhayangkara FC 0-0, Guardian Bertahan dari Gempuran Maung Bandung

Liga Indonesia
SC Heerenven Beri Apresiasi untuk Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On

SC Heerenven Beri Apresiasi untuk Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara, Kickoff 20.30 WIB

Link Live Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara, Kickoff 20.30 WIB

Liga Indonesia
Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

Liga Indonesia
AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

Liga Italia
Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Liga Indonesia
Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Bundesliga
5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

Bundesliga
Persik Vs Persikabo, Jeam Kelly Sroyer Ingin Beri Persembahan Terakhir

Persik Vs Persikabo, Jeam Kelly Sroyer Ingin Beri Persembahan Terakhir

Liga Indonesia
Bayern Vs Dortmund: Tuchel Tak Membawa Muenchen ke Arah yang Benar

Bayern Vs Dortmund: Tuchel Tak Membawa Muenchen ke Arah yang Benar

Bundesliga
Amunisi Muda Barca, Marc Guiu: Xavi Sangat Penting bagi Barcelona

Amunisi Muda Barca, Marc Guiu: Xavi Sangat Penting bagi Barcelona

Liga Spanyol
Lorenzo Nilai Bagnaia Lakukan Kesalahan Saat Insiden dengan Marquez

Lorenzo Nilai Bagnaia Lakukan Kesalahan Saat Insiden dengan Marquez

Motogp
Prediksi Persib Vs Bhayangkara FC, Maung Pincang Tanpa 6 Pemain Utama

Prediksi Persib Vs Bhayangkara FC, Maung Pincang Tanpa 6 Pemain Utama

Liga Indonesia
Kata Indra Sjafri soal Label Pemain Keturunan di Timnas Indonesia

Kata Indra Sjafri soal Label Pemain Keturunan di Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Prediksi Ranking FIFA: Indonesia Salip Malaysia, Naik Peringkat Ke-135

Prediksi Ranking FIFA: Indonesia Salip Malaysia, Naik Peringkat Ke-135

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com