JAKARTA, KOMPAS.com - Belajar dari pertandingan perdana melawan Iran, Tim Nasional Indonesia akan menerapkan strategi-strategi khusus, salah satunya dengan menghindari terjadinya bola mati.
Pelatih kepala Timnas Indonesia Wim Rijsbergen mengatakan tim akan berusaha menghindari peluang terjadinya bola-bola mati, baik dari tendangan bebas maupun tendangan sudut yang menjadi sumber gol-gol Iran, Jumat malam lalu. Oleh karena itu, pemain diminta untuk menerapkan pola menyerang dalam laga lanjutan kualifikasi Grup E Piala Dunia 2014 Zona Asia di Stadion Gelora Bung Karno besok, Selasa (6/9/2011).
"Kita akan menghindari terjadinya bola mati. Jadi saya menekankan untuk terus menyerang bukan bertahan," ungkapnya dalam keterangan pers di Hotel Atlet Century, Senin (5/9/2011).
Upaya untuk menghindari bola mati mempertimbangkan pula postur para pemain Bahrain yang tak jauh beda dengan para pemain Iran. Rijsbergen mengakui bola mati banyak dimanfaatkan oleh para pemain dengan postur yang tinggi dan ini mungkin pula dimanfaatkan oleh tim Bahrain.
Dalam pertandingan dengan Iran, menurut pria berkebangsaan Belanda ini, Timnas belajar bahwa para pemain berpostur tinggi dan kuat ini, otomatis memiliki pertahanan yang baik. Namun Rijsbergen meyakinkan para pemainnya akan berjuang lebih keras untuk mencuri poin dari laga kali ini dan mengulang kemenangan atas Bahrain dalam pertemuan terakhir laga Piala Asia pada tahun 2007.
"Tapi dalam pertandingan internasional, aturannya bagaimana punya semangat juang dan fokus yang tinggi. Yang paling penting saya tekankan adalah konsentrasi. Jadi, kita belajar dari pengalaman dengan Iran, kita lebih bersiap-siap. Tapi alasan perbedaan fisik itu adalah realitas," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.