Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disparitas Juventus Pra dan Pasca-Calciopoli

Kompas.com - 05/08/2011, 17:51 WIB

KOMPAS.com - Banyak orang melihat perbedaan besar antara Juventus pra-calciopoli dan pasca-calciopoli. Juventus pra-calciopoli adalah tim tangguh pantang menyerah yang selalu punya 1.001 cara kembali dari keadaan tertinggal untuk keluar sebagai pemenang. Salah satu "tersangka" di balik ketangguhan mereka itu adalah sang guru transfer andal, Luciano Moggi. Sebaliknya, "Si Nyonya Tua" pasca-calciopoli adalah tim rapuh yang inkonsistensi. "Tersangka" utamanya adalah, Alessio Secco.

Karier Moggi di Juventus dimulai pada 1994. Sebelumnya dia sempat bekerja untuk beberapa tim Italia lainnya seperti Torino, Napoli, Roma dan Lazio. Sejak itu, ia berhasil membangun karier di tim "Si Nyonya Tua" sebagai salah satu juru transfer terbaik di Italia dengan sederetan cerita suksesnya mendatangkan pemain-pemain muda potensial atau bintang besar sepak bola bermental juara dengan harga miring.

Di musim pertamanya, ia sukses membantu Juventus merekrut nama-nama seperti Alessio Tacchinardi, Ciro Ferrara, Didier Deschamps dan Paulo Sousa. Para pemain baru tersebut, seperti yang kita ketahui, berhasil menjadi tumpuan klub selama bertahun-tahun lamanya dan mendatangkan berbagai trofi bergengsi ke klub asal Turin tersebut.

Ferrara dianggap sebagai salah satu bek terbaik Italia di generasinya, di samping nama-nama besar lain seperti Franco Baresi, Alessandro Costacurta dan Paolo Maldini. Ia juga sukses mematri tempat di tim utama Juventus selama sepuluh tahun ke depan dan sempat menjadi kapten tim pada musim 1995/1996. Sementara itu, Deschamps adalah kapten Perancis yang sukses membawa timnya menjuarai Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000. Hal itu jelas bisa menunjukkan bagaimana kualitas dan kapabilitas Deschamps di lapangan.

Pada musim keduanya, Moggi dan staf direksi Juventus mengeluarkan keputusan berani dengan melego sang fantasista Roberto Baggio ke AC Milan. Mereka mengambil keputusan itu berdasarkan penampilan cemerlang Alessandro Del Piero yang baru dipromosikan satu musim sebelumnya. Ia dianggap bisa berkembang lebih baik lagi dan menjadi tumpuan lini serang tim untuk bertahun-tahun lamanya. Hal itu sama sekali tak salah, saat ini Del Piero adalah pencetak gol terbanyak Juventus sepanjang masa dengan total torehan 285 gol.

Di musim itu, ia juga mendatangkan Gianluca Pessotto yang sukses menjadi pilihan utama selama bertahun-tahun lamanya berkat kemampuan beradaptasi di banyak posisi, serta ketangguhannya dalam permainan itu sendiri. Pessotto berhasil tampil di lebih dari 250 pertandingan bersama Juventus dan mengakhiri karier profesionalnya pada musim 2005/2006.

Musim 1996/1997, Moggi melakukan tiga pembelian penting dalam diri Christian Vieri, Zinedine Zidane dan Paolo Montero. Bersama Mark Iuliano, Ferrara dan Pessotto, Montero berhasil membentuk salah satu barisan pertahanan terbaik di Italia dan juga Eropa. Ia pun berhasil bermain di lebih dari 200 pertandingan bersama "Si Nyonya Tua". Sementara itu walau hanya bermain selama semusim, Vieri yang baru berusia 24 tahun sukses mencetak 14 gol sebelum hijrah ke Atletico Madrid pada musim selanjutnya.

Zidane, bisa kita katakan sebagai pembelian terpenting Juventus musim itu. Ia berhasil menjadi pengatur serangan serta metronom lini tengah Bianconeri yang mengantar tim tersebut menjuarai dua gelar Serie-A, serta masing-masing satu Piala Super Italia, Piala Super Eropa dan Piala Interkontinental. Ia sempat dua kali membawa Juventus ke final Liga Championa, tapi gagal juara karena takluk 1-3 oleh Borussia Dortmund (1996/1997) dan kalah 0-1 oleh Real Madrid (1997/1998).

Musim 1997/1998, Moggi dan Juventus sukses melabuhkan Edgar Davids dan Filippo Inzaghi ke timnya. Davids akhirnya dikenal sebagai salah satu gelandang tengah terbaik di eranya dan berhasil membangun kerja sama luar biasa di lini tengah bersama Zidane. Stamina dan energi Davids yang seperti tak ada habisnya membuat pelatih saat itu, Marcello Lippi, mendeskripsikan pemain asal Belanda tersebut sebagai, "Mesin penggerak timku."

Sementara itu, Inzaghi pun sukses membentuk duet lini serang menakutkan di Italia dan Eropa bersama Del Piero. Pippo berhasil mencetak 89 gol dari total 165 pertandingannya bersama Bianconeri, sebelum akhirnya pindah ke Milan karena kalah bersaing dengan David Trezeguet.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Real Madrid Vs Barcelona: Barca Menuju El Clasico dengan Isu Keretakan

Real Madrid Vs Barcelona: Barca Menuju El Clasico dengan Isu Keretakan

Liga Spanyol
Superchallenge Supermoto Race 2024 Segera Berlangsung, Mulai 26 April

Superchallenge Supermoto Race 2024 Segera Berlangsung, Mulai 26 April

Sports
Bali United Vs Bhayangkara FC: Kewaspadaan untuk Tim Radja Nainggolan

Bali United Vs Bhayangkara FC: Kewaspadaan untuk Tim Radja Nainggolan

Liga Indonesia
Juventus Catat Rekor Buruk, Allegri Salahkan Gaya Tiki-taka

Juventus Catat Rekor Buruk, Allegri Salahkan Gaya Tiki-taka

Liga Italia
Man City Vs Chelsea, Pesan Pochettino untuk Cole Palmer

Man City Vs Chelsea, Pesan Pochettino untuk Cole Palmer

Liga Indonesia
Respons Bhayangkara FC soal Dugaan Match Fixing dan Penyelidikan Satgas Antimafia Bola

Respons Bhayangkara FC soal Dugaan Match Fixing dan Penyelidikan Satgas Antimafia Bola

Liga Indonesia
Prediksi Persib Bandung Vs Persebaya, David da Silva Bisa Menggila, Rotasi…

Prediksi Persib Bandung Vs Persebaya, David da Silva Bisa Menggila, Rotasi…

Liga Indonesia
Prediksi Skor Manchester City Vs Chelsea Semi Final FA Cup

Prediksi Skor Manchester City Vs Chelsea Semi Final FA Cup

Liga Inggris
Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Yordania di Piala Asia U23

Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Yordania di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
PSSI Terbuka untuk Emil Audero Bela Timnas Indonesia, Tanpa Paksaan

PSSI Terbuka untuk Emil Audero Bela Timnas Indonesia, Tanpa Paksaan

Internasional
Nagelsmann Perpanjang Kontrak Bersama Jerman hingga Piala Dunia 2026

Nagelsmann Perpanjang Kontrak Bersama Jerman hingga Piala Dunia 2026

Internasional
IBL 2024, Kesuksesan Prawira Bandung Lakukan Revans Atasi Bali United

IBL 2024, Kesuksesan Prawira Bandung Lakukan Revans Atasi Bali United

Sports
Man City vs Chelsea: Haaland Diragukan untuk Tampil di Semi Final

Man City vs Chelsea: Haaland Diragukan untuk Tampil di Semi Final

Liga Inggris
Hasil dan Klasemen Liga Italia: Lazio Berjaya, Juventus Seri, Inter Masih di Puncak

Hasil dan Klasemen Liga Italia: Lazio Berjaya, Juventus Seri, Inter Masih di Puncak

Liga Italia
Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Liga Italia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com