Trezeguet Rindu Kampung Halaman

KOMPAS.com — David Trezeguet mengutarakan kerinduannya untuk kembali bermain di kampung halamannya, Perancis. Hal itu ia katakan setelah proses transfernya ke klub Serie A Italia, Napoli, gagal terwujud.

"Dalam kepala dan tubuhku, aku merasa sangat baik dan ingin terus melanjutkannya. Kesimpulannya adalah mungkin ini adalah waktu yang tepat bagiku untuk pulang ke rumah dan saat ini, aku ingin kembali ke Perancis," kata mantan striker Juventus itu.

"Setelah 10 tahun di Italia dan Spanyol, inilah saatnya untuk melanjutkan hidup. Aku tahu aku masih bisa menghadirkan kualitas, entah dalam mencetak gol atau memberi keuntungan pada pemain muda lewat pengalamanku bermain di level tertinggi."

"Sejak Juventus terdegradasi ke Serie B (pada 2006), aku tidak lagi memenangkan sesuatu, dan saat ini aku haus untuk menjuarai gelar lainnya, tapi aku belum berbicara pada siapa pun perihal kepindahan, tidak juga dengan Monaco. Aku harap tidak mengganggu persiapan pra-musim mereka."

"Secara finansial, benar bahwa Perancis tidak memiliki daya tarik sekuat Inggris, Spanyol, atau Italia. Tapi, itu bukan masalah yang banyak berarti bagiku. Aku mencari tim yang menawarkan tantangan hebat, dan aku berniat untuk melakukan pengorbanan."

"Bila menyebut nama, aku adalah penggemar dari Lyon, Marseille, PSG, tapi aku tidak memiliki preferensi. Semua klub ini sama baiknya dengan Bordeaux, memiliki sejarah yang hebat. Tapi sekali lagi, aku belum melakukan kontak dengan siapa pun. Hal terpenting adalah untuk menemukan klub yang benar-benar berarti bagiku. Dan, aku ulangi, aku sangat ingin untuk kembali."

Pencetak gol kemenangan bagi Perancis di final Piala Eropa 2000 ini juga memberikan komentar perihal kegagalannya pindah ke Napoli. "Aku hampir pindah ke sana. Napoli adalah klub papan atas di Italia dan akan bermain di Liga Champions. Kami (Trezeguet dan Presiden Aurelio De Laurentiis) berbagi visi yang sama dan memiliki hasrat untuk meraih hal-hal hebat," kata Trezeguet.

"Tapi pada akhirnya, pelatih mengubah rencananya. Aku rasa dia berpikir bahwa aku tidak akan senang bila tak bermain di setiap pertandingannya. Aku hanya akan berjuang untuk mendapatkan tempatku."