JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan pemain Tim Nasional Indonesia, Rocky Putiray menilai kompetisi usia dini di Indonesia tidak digelar rutin sehingga banyak bakat bagus terbuang begitu saja. Rocky mencontohkan Perancis yang rutin menyelenggarakan kompetisi usia dini sepekan sebelum Liga Perancis bergulir.
"Di Perancis, kompetisi usia muda itu berjalan rutin. Sementara di sini tidak. Di luar, satu minggu sebelum kompetisi liga digelar, liga usia dini sudah berjalan. Jadi anak-anak sudah terlatih. Mereka juga dididik untuk punya tujuan dan ambisi, yang bisa membuat mereka maju," kata Rocky
"Dengan kompetisi yang rutin, mereka bisa menunjukkan talenta yang mereka punya. Mereka juga bisa belajar dari kompetisi tersebut. Jadi program "Soccer Star Indonesia" ini sangat membuka peluang buat mereka," sambungnya.
Lebih jauh, Rocky mengatakan, PSSI seharusnya menjadi penggerak utama kompetisi usia dini dan selama ini hal itu tidak berjalan. Menurutnya, jika saja PSSI peduli, katanya, tak mustahil akan muncul bintang-bintang berbakat ke depan untuk jadi tulang punggung Timnas Indonesia.
"Saya melihat memang masih ada SSB, tapi terkendala pada kompetisi yang rutin bagi mereka. Berbeda di luar negeri, karena disana memiliki liga anak yang rutin dilakukan. Jika program ini tidak rutin dilakukan oleh PSSI, mustahil ada pemain Indonesia yang berbakat dan telah berlatih secara rutin sejak kecil. Inilah yang membuat negara kita ketinggalan," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.