SEMARANG, KOMPAS.com — Ketua Pengurus PSSI Provinsi Jawa Tengah yang juga mantan anggota Komite Normalisasi PSSI, Sukawi Sutarip, menyatakan kekhawatirannya terhadap nasib PSSI dan timnas. Dari kekisruhan kongres, ada kemungkinan FIFA mendapatkan informasi yang tidak utuh sehingga terkesan seperti mendikte PSSI.
"Mungkin saja FIFA mendapatkan informasi tidak utuh atau sepotong-sepotong dari orang-orang PSSI lama mengenai situasi PSSI. Informasi itu yang kemudian diolah dan menjadi keputusan FIFA," kata Sukawi, Sabtu (28/5/2011) di Semarang.
Kemungkinan kedua, lanjut Sukawi, FIFA tahu informasi yang sesungguhnya, tetapi tetap ngeyel (ngotot) dan tidak mau mendengarkan informasi yang utuh tersebut. "Saya sebagai peserta kongres hanya berharap agar FIFA menganalisis dan mengolah tiap info yang masuk, dari mana pun sumbernya. Ini penting agar FIFA tahu keinginan semua peserta kongres dan masyarakat Indonesia untuk melakukan perubahan di tubuh PSSI. Jangan sampai kongres maupun KN justru dikuasai kelompok status quo, yang kemarin sudah ditentang publik," katanya.
Menjawab tentang ketersinggungan utusan FIFA dalam kongres, Sukawi mengaku bisa memaklumi karena memang ada peserta kongres yang sampai mengeluarkan kata-kata kasar.
"Hanya, memang perlu dilihat penyebabnya. Tiap kali akan berbicara, peserta kongres dibayang-bayangi kekhawatiran akan penangkapan karena banyak polisi. Jadi, peserta itu ada dalam tekanan mental sehingga melampiaskan dengan kasar," katanya.
Para peserta kongres yang pro-perubahan saat ini juga berupaya membantu lobi ke FIFA agar Indonesia tak terkena sanksi. "Mudah-mudahan FIFA kali ini tak hanya mendengarkan informasi sepihak," kata Sukawi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.