KUANTAN SINGINGI, KOMPAS.com — Pelatih PSPS Pekanbaru Abdulrahman Gurning mengaku kecewa dengan gagalnya kongres pemilihan ketua umum PSSI pada 20 Mei lalu. Bila sampai Indonesia dibekukan oleh FIFA, hal itu menjadi sebuah kemunduran bagi sepak bola nasional.
Ancaman sanksi pembekuan menghantui sepak bola Indonesia setelah kongres PSSI tidak menghasilkan kepengurusan baru PSSI. Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar terpaksa menghentikan kongres karena Kelompok 78 memaksakan kehendaknya meloloskan Arifin Panigoro dan George Toisutta sebagai calon pimpinan PSSI meski keduanya telah dilarang FIFA.
"Selaku pelaku sepak bola, kita tentu sangat menyesalkan. Masih ada yang merasa pembina olahraga, tetapi masih berambisi. Padahal, apa sih yang dikejar sebagai ketua umum. Pengurus PSSI, kan, pengabdian untuk bangsa dan negara, sementara bagi pemain, kan, jelas untuk mencari nafkah," kata Abdulrahman kepada Kompas.com seusai memimpin sesi latihan tim di Kuantan Singingi Sport Center, Jumat (28/5/2011) pagi.
Abdulrahman mengatakan, menjadi sebuah kerugian besar dan bahkan kemunduran bila Indonesia mendapatkan sanksi. "Menurut saya, kalau kita dibekukan, pejabat-pejabat daerah akan kendur membina sepak bola. Ini berimbas kepada pemain dan pelatih. Selain itu, pembekuan berarti kemunduran. Mungkin kita akan kembali ke zaman perserikatan," ujar Abdulrahman.
Terlepas dari hal itu, Abdulrahman mengaku optimistis, Indonesia tidak akan dibekukan. Ia yakin, Agum berhasil dalam melobi FIFA untuk tidak menjatuhkan sanki.
"Harapan kita tidak (dikenai sanksi). FIFA akan memberikan kesempatan sekali lagi kepada kita untuk melaksanakan kongres. Kalau gagal lagi, saya sangat yakin, kita akan diskors," kata Abdulrahman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.