JAKARTA, KOMPAS.com — Pelatih tim nasional U-13, Mundari Karya, sangat menyayangkan Kongres PSSI yang berlangsung pada 20 Mei lalu berakhir deadlock. Ia juga menyesalkan jalannya kongres yang tidak kondusif sehingga memaksa pemimpin sidang yang juga Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar, menutup kongres.
"Yah sangat disayangkan berakhir seperti itu. Seharusnya kongres menjadi ajang perang yang dilandasi rasa persaudaraan dan rasa hormat. Kalau enggak ada itu, sulit," kata Mundari.
Mantan Pelatih Persikota Tangerang ini kemudian menyatakan tidak akan menuntut pihak yang telah mengacaukan kongres. Namun, katanya, jika pada akhirnya FIFA menjatuhkan sanksi kepada Indonesia, pemainlah yang menjadi korban pertama.
"Kami merasa menjadi korban pertama jika sanksi itu terjadi. Buat anak-anak, mereka belum berpikir sejauh itu. Yang pasti mereka akan merasa kecewa karena sudah membayangkan bermain melawan tim-tim kuat, termasuk Australia. Yang diminta anak-anak cuma agar mereka bisa bermain," ujarnya.
Timnas U-13 akan berlaga di Piala AFC U-13 tanggal 1-7 Juni di Sabah, Malaysia. Indonesia akan bersaing dengan sembilan negara Asia, termasuk Australia, untuk menjadi yang terbaik. Namun, harapan para generasi muda Indonesia akan sirna jika akhirnya FIFA menjatuhkan sanksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.