JAKARTA, KOMPAS.com — Keputusan Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar, yang tetap memegang keputusan FIFA, dinilai Kelompok 78 pemilik suara PSSI, hanya memperkeruh situasi yang ada di PSSI. "Bukannya menetralkan suasana, tetapi membuat situasi semakin karut-marut," ujar perwakilan Kelompok 78 pemilik suara PSSI, Wisnu Wardhana, kepada wartawan di Hotel Sultan, Kamis (28/4/2011).
Seperti diberitakan bahwa hasil pertemuan Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar, dengan Presiden FIFA, Sepp Blatter, pada 19 April lalu, memutuskan tetap melarang empat calon yang digugurkan Komite Banding, yakni Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, George Toisutta, dan Arifin Panigoro, maju dalam kongres pemilihan anggota Komite Eksekutif PSSI pada 20 Mei mendatang.
Selain itu, FIFA juga menegaskan, Komite Normalisasi sebagai Komite Pemilihan sehingga Komite Pemilihan yang terbentuk lewat kongres 14 April tidak perlu. Agum kemudian menyatakan tetap melaksanakan keputusan FIFA tersebut.
Wisnu berpendapat, keputusan FIFA yang menetapkan Komite Normalisasi sebagai Komite Pemilihan telah melanggar statuta FIFA. "Di electoral code FIFA Pasal 3 Ayat 2, tidak berhak Komite Normalisasi menjadi Komite Pemilihan," kata Wisnu.
Wisnu menilai suksesi kongres akan sangat kecil dengan melaksanakan keputusan FIFA. Bahkan, Wisnu menuding, Agum membawa kepentingan karena ngotot melaksanakan keputusan FIFA.
Oleh karena itu, Wisnu meminta Agum mengubah sikapnya. "Kami menilai Agum tidak punya kapabilitas lagi memimpin Komite Normalisasi. Dia harus berubah. Jika tidak lebih baik mundur atau dimundurkan," tegas Wisnu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.