Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tirani Kekuasaan Absolut

Kompas.com - 24/02/2011, 10:50 WIB

Anton Sanjoyo

Power tend to corrupt, and absolute power corrupts absolutely. ” Lord Acton (1834-1902)

Sepak bola Indonesia kemungkinan besar sedang memasuki periode yang paling kelam. Ketika kekuasaan otoritas sepak bola cenderung mampu menyelingkuhi semua aturan, ketika kekuasaan mutlak mampu mengendalikan pikiran, dan terutama tindakan, ketika itulah nilai-nilai universal olahraga, sportivitas dan kejujuran, dieksekusi di tiang gantungan. Mati!

Lebih dari satu abad lalu, John Emerich Edward Dalberg-Acton, sejarawan dan penulis Inggris, pada April 1887 mengirimkan surat kepada Uskup Mandell Creighton. Pemikir yang juga populer dengan nama Lord Acton itu mengecam kekuasaan Paus yang cenderung absolut, bahkan Paus sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik distigmakan tidak bisa berbuat salah. Dalam suratnya tersebut muncullah petikan yang hari-hari ini terngiang kembali saat gonjang-ganjing dalam persepakbolaan nasional: ”Kekuasaan cenderung korup, dan kekuasaan absolut korup pula secara mutlak!”

Sulit untuk tidak menduga bahwa kekuasaan absolut PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin Halid tidak mengendalikan Komite Pemilihan (KP) untuk menjegal pencalonan George Toisutta dan Arifin Panigoro. Sedianya, dua tokoh sepak bola dari luar lingkaran dalam (inner circle) PSSI itu akan maju sebagai kandidat ketua umum PSSI periode 2011- 2015. Namun, alih-alih menjunjung nilai-nilai sportivitas dan fair play, KP yang diisi oleh orang-orang dengan rekam jejak sepak bola yang amat terbatas justru menghantam sendi-sendi demokrasi dengan menggugurkan Toisutta dan Arifin.

Berlagak buta dan tuli terhadap aspirasi masyarakat yang berkembang, terutama di luar lingkungan PSSI, KP bersikukuh hanya berpegang pada Statuta FIFA yang versi ratifikasinya sudah direkayasa untuk kepentingan incumbent. Namun, memang sulit menanggungkan semua tragedi ini pada KP yang meski diisi orang-orang terhormat, kepekaannya terhadap krisis sepak bola begitu memprihatinkan. Mereka bekerja berdasarkan pedoman yang sudah diputarbalikkan maknanya dari standar Statuta FIFA.

Pemutarbalikan makna itu terutama pada Pasal 32 Ayat 4 tentang Syarat Anggota Komite Eksekutif yang berbunyi: ”They shall have already been active in football, must not have been previously found guilty of criminal offence”. Dalam bahasa Indonesia, ayat ini berbunyi: ”Mereka telah aktif dalam sepak bola dan tidak pernah dinyatakan bersalah dalam tindak pidana”. Dalam pedoman yang diratifikasi PSSI (Pasal 35 Ayat 4), dua syarat dasar ini kemudian direkayasa menjadi: ”Telah aktif dalam kegiatan sepak bola sekurang-kurangnya lima tahun”. Lebih menyedihkan, pasal ini masih ditambah lagi dengan: ”di lingkungan PSSI”, yang kemudian menjadi senjata untuk menggugurkan Toisutta dan Arifin.

Akan halnya makna ”tidak pernah dinyatakan bersalah sebelumnya dalam tindak pidana”, dipelintir menjadi ”tidak pernah dinyatakan bersalah atas tindakan kriminal pada saat kongres”!

Pasal ini sangat boleh jadi dibuat sedemikian rupa untuk melindungi Nurdin Halid yang pernah menjadi narapidana untuk kasus korupsi.

Bagi orang awam, sulit untuk bisa mengerti bagaimana mungkin FIFA sebagai organisasi tertinggi sepak bola dunia bisa meloloskan ratifikasi yang penuh rekayasa tersebut. Namun, melihat betapa berkuasanya (absolute power) federasi, konfederasi, dan FIFA dalam kaitan organisasi sepak bola dunia, ”perselingkuhan” seperti ini sangat mungkin terjadi. Sudah menjadi rahasia umum, antara federasi (PSSI), konfederasi (AFC), dan FIFA terjalin semacam simbiosis mutualisme untuk saling melindungi kepentingan. Yang paling gamblang barangkali soal dukung-mendukung dalam pemilihan komite eksekutif. Pertukaran (trade off) dukungan dan suara dalam kaitan ini sangat mungkin dan lumrah di kalangan mereka.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Saat Sancho Sulit Pulih dari Serangan Rasis di Final Euro 2020...

    Saat Sancho Sulit Pulih dari Serangan Rasis di Final Euro 2020...

    Internasional
    Tim Atletik Indonesia Berprestasi di China, Raih 2 Medali

    Tim Atletik Indonesia Berprestasi di China, Raih 2 Medali

    Sports
    Head to Head Madura United Vs Persib, Maung Perkasa di Kandang Sape Kerrab

    Head to Head Madura United Vs Persib, Maung Perkasa di Kandang Sape Kerrab

    Liga Indonesia
    Jawaban PSSI soal Isu Hubungan Shin Tae-yong dan Elkan Baggott

    Jawaban PSSI soal Isu Hubungan Shin Tae-yong dan Elkan Baggott

    Timnas Indonesia
    Venezia Ditahan Cremonese, Kans Jay Idzes dkk ke Serie A Masih Terbuka

    Venezia Ditahan Cremonese, Kans Jay Idzes dkk ke Serie A Masih Terbuka

    Liga Italia
    Jadwal Singapore Open 2024: Kans Fajri Revans, Gregoria Berburu Tiket Semifinal

    Jadwal Singapore Open 2024: Kans Fajri Revans, Gregoria Berburu Tiket Semifinal

    Badminton
    Cavani Pensiun dari Timnas Uruguay Jelang Copa America 2024

    Cavani Pensiun dari Timnas Uruguay Jelang Copa America 2024

    Internasional
    Madura United Vs Persib Bandung, Bojan Hodak: Fokus, seperti Masih 0-0

    Madura United Vs Persib Bandung, Bojan Hodak: Fokus, seperti Masih 0-0

    Liga Indonesia
    Timnas U20 Indonesia Tempa Diri di Como, Terima Kasih Indra Sjafri untuk Fabregas

    Timnas U20 Indonesia Tempa Diri di Como, Terima Kasih Indra Sjafri untuk Fabregas

    Timnas Indonesia
    Singapore Open 2024, Fikri/Bagas Pontang-panting Lawan Juara Dunia

    Singapore Open 2024, Fikri/Bagas Pontang-panting Lawan Juara Dunia

    Badminton
    Rekap Singapore Open 2024: Fajar/Rian Menang, 3 Wakil Indonesia ke Perempat Final

    Rekap Singapore Open 2024: Fajar/Rian Menang, 3 Wakil Indonesia ke Perempat Final

    Liga Indonesia
    Madura United Vs Persib, Ada Tanda Tanya untuk Jaja

    Madura United Vs Persib, Ada Tanda Tanya untuk Jaja

    Liga Indonesia
    Hasil Persija Vs PSIS 1-0, Laga Terakhir Maman, Macan Kemayoran Menang

    Hasil Persija Vs PSIS 1-0, Laga Terakhir Maman, Macan Kemayoran Menang

    Liga Lain
    Hasil Singapore Open 2024: Fajar/Rian ke 8 Besar, Menang dalam 26 Menit

    Hasil Singapore Open 2024: Fajar/Rian ke 8 Besar, Menang dalam 26 Menit

    Badminton
    Madura United Vs Persib, Tongkat Bojan Hodak untuk Bangunkan Pemain

    Madura United Vs Persib, Tongkat Bojan Hodak untuk Bangunkan Pemain

    Liga Indonesia
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com